Bisnis.com, JAKARTA - Mitsubishi Electric Corp., perusahaan penyedia misil udara untuk angkatan udara Jepang, tengah mencoba mengadaptasi teknologi militer untuk membantu kendaraan dengan sistem autonomous driving dalam mendeteksi rintangan di jalan serta menghindari kemacetan.
Sejumlah komponen yang dikembangkan untuk mengarahkan gerak misil seperti radar gelombang milimeter, sonar, sensor, serta kamera, tengah diadaptasi untuk kendaraan dengan sistem self-driving yang rencananya akan diluncurkan pada 2020 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Katsumi Adachi, Senior Chief Engineer di Divisi Peralatan Otomotif Mitsubishi.
Perusahaan penyedia asal Jepang tersebut tengah mencoba untuk menggandeng sejumlah perusahaan ternama seperti Continental AG, Denso Corp.dan Hitachi Automotive Systems Ltd.untuk menyediakan teknologi bantuan berkendara yang saat ini menjadi standar bagi model terbaru.
Meski sejumlah kompetitor telah selangkah lebih maju dalam teknologi tersebut, Mitsubishi diklaim akan mampu menawarkan sistem terbaik tahun depan dalam hal sensor dengan presisi tinggi dan steering system bertenaga listrik.
"Semua yang kita lakukan adalah menggabungkan seluruh komponen yang sudah kita miliki," jelas Adachi.
Menurut Goro Tanamachi, analis IHS yang berbasis di Tokyo, mengatakan tantangan bagi Mitsubishi yaitu harus memangkas biaya dalam pengunaan teknologi tersebut yang telah dikembangkan dalam sejumlah industri seperti industri aerospace.
"Permintaan terhadap pemangkasan biaya yang lebih rendah untuk otomotif," jelas Goro.
"Saya ragu apakah memungkinkan untuk memangkas biaya bagi para produsen otomotif untuk dapat diaplikasikan pada model mobil murah," tambahnya.
Mitsubishi akan memulai produksi komponen tersebut untuk lane-keeping sistem dan sistem pengereman otomatis pada April 2017.