Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Motor di Kalimantan dan Sumatra Paling Tergerus

Pasar sepeda motor pada periode Januari-Oktober 2015 di kawasan Kalimantan dan Sumatera merupakan yang paling tergerus dengan penurunan penjualan masing-masing 35,2% dan 24,8% dari periode yang sama tahun lalu

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar sepeda motor pada periode Januari-Oktober 2015 di kawasan Kalimantan dan Sumatera merupakan yang paling tergerus dengan penurunan penjualan masing-masing 35,2% dan 24,8% dari periode yang sama tahun lalu.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) membagi enam kawasan penjualan sepeda motor di dalam negeri. Sumatera, Jawa, Bali yang di dalamnya termasuk Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua yang tergabung dengan Maluku dan wilayah yang lebih kecil lainnya.

Penurunan di dua kawasan tersebut pun melebihi anjloknya total pasar sepeda motor domestik pada periode yang sama. Merujuk data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total pasar kendaraan roda dua di tataran domestik pada Januari-Oktober 2015 mencapai 5,424 juta unit.

Jumlah itu menurun sekitar 19,4% dari capaian pada periode yang sama tahun lalu yang jumlahnya sebanyak 6,728 juta unit. Sedangkan pada Januari-Oktober 2015 total penjualan sepeda motor di kawasan Kalimantan mencapai 308.968 unit dan Sumatera tercatat 949.788 unit.

Pada kurun waktu yang sama tahun lalu total penjualan kendaraan roda dua di Kalimantan sebanyak 476.751 unit dan di wilayah Sumatera 1,263 juta unit.

Ketua Bidang Komersia AISI SIgit Kumala mengatakan kepada Bisnis, bahwa wajar jika Sumatera dan Kalimantan mengalami penurunan penjualan lebih besar dari total pasar.

Sebabnya, saat pelambatan ekonomi terjadi yang menyurutkan daya beli , sektor komoditas dan barang tambang yang menyokong ekonomi di kawasan tersebut pun ikut tersungkur.

Hal tersebut diperparah pula masalah kabut asap yang beberapa waktu ke belakang melanda Sumatera dan Kalimantan.

 “Di sana bergantung sektor komoditas maupun barang tambang yang belum pulih. Kemudian diperparah masalah kabut asap yang membuat kegiatan ekonomi terganggu,” katanya, Selasa (2/12).

Adapun penurunan penjualan di kawasan lainnya masih bisa ditekan sehingga lebih kecil dari anjloknya total pasar dalam negeri.  Penjualan sepeda motor di Jawa pada Januari-Oktober 2015 mencapai 3,486 juta unit, menurun 17,46% dari kurun waktu yang sama tahun lalu yang menapak jumlah 4,223 juta unit.

Penurunan persentase penjualan keempat terjadi di kawasan Bali. Di sana penualan sepeda motor pada sepuluh bulan tahun ini mencapai 242.837 unit. Jumlah itu merosot sekitar 14,7% dari capaian pada sepuluh bulan di tahun lalu yang sebanyak 284.732 unit.

Penurunan penjualan terbesar kelima terjadi di wilayah Irian Jaya yang sebesar 14%. Di bumi Papua penjualan kendaraan roda dua pada Janauri-Oktober 2015 mencapai 25.489 unit dan pada kuun waktu yang sama tahun lalu jumlahnya 29.645 unit.

Penurunan penjualan terendah terjadi di kawasan Sulawesi yaitu sekitar 8% yang penjualannya selama sepuluh bulan di tahun ini mencapai 407.535 unit. Penjualan di kawasan tersebut pada periode yang sama tahun lalu mencapai 443.128 unit.

Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra mengamini jika belum bergeliatnya sektor tambang dan komoditas, serta diperparah masalah kabut asap menjadi faktor dominan pasar di Sumatera dan Kalimantan merosot paling dalam.

“Akibat hal itu pasar di Kalimantan dan Sumatera ibarat sudah jatuh tertimpa tangga,” cetusnya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

Bahkan menurutnya, tahun depan pun pasar di kedua wilayah tersebut sangat besar berpotensi sulit tumbuh dibandingkan total penjualan secara nasional. Sebabnya, Michael melihat kecenderungan kedua sektor penopang ekonomi di sana masih sulit bangkit karena terpengaruh kondisi global.

Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Mohammad Masykur menuturkan, saat sektor komoditas dan tambang terganggu pendapatan masyarakat di sana ikut terkendala. Sehingga masyarakat cenderung menahan pembelian kendaraan.

“Kabut asap memang sedikit menggangu kegiatan ekonomi tapi masalah utamanya tetap sektor komoditas dan barang tambang yang belum pulih,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper