Bisnis.com, JAKARTA - Jika pada umumnya orang suka membeli mobil baru, lain halnya dengan Herjanto Kosasih. Manajer Senior WTC Mangga Dua ini lebih suka membeli mobil bekas. Alasannya, dia punya hobi mendandani mobil bekas, untuk kemudian dijual lagi.
Baginya jual-beli mobil bekas jauh lebih menantang ketimbang mobil baru.“Kalau mobil baru semuanya bisa beli, gampang. Kalau beli mobil second, tidak teliti sedikit kita bisa kena tipu. Di situ tantangnya,” ujarnya.
Pria berusia 51 tahun ini memiliki tiga jenis mobil, Honda CRV, Honda Jazz, dan Toyota Alphard. Semua kendaraan itu dibelinya second , kemudian dirawat dan dibenahi sehingga tampak baru. “Saya suka dandanin mobil. Malah kadang saya tambahkan aksesori. Buat saya ada kepuasan tersendiri,” ujarnya.
Herjanto menceritakan awal perkenalannya dengan kegiatan jual-beli mobil bekas terjadi tanpa sengaja. Awalnya, pria asal Cirebon ini mengemban bangku kuliah di Universitas Tarumanegara. Ketika duduk di semester III, dia memutuskan bekerja untuk memenuhi kebutuhan.
Pekerjaan pertamanya adalah menjual alat tulis kantor. Untuk memotivasi diri, Herjanto bertekad segera punya mobil pertama. Dengan kerja keras, tekad ini pun tercapai.
Mobil pertama yang dibeli Herjanto adalah VW Beetle 1985. Mobil inilah yang menumbuhkan kecintaannya terhadap otomotif. Jiwa mudanya yang gemar mengeksplorasi telah menjadikan VW Beetle itu sebagai mobil perdana untuk menyalurkan hobi modifikasi.
Sayang performa mobil itu kurang baik dan suka mogok di jalan. Biaya yang dikeluarkan untuk reparasi pun tidak sedikit. Dari situlah, Herjanto menjual mobil itu dan menggantinya dengan mobil bekas lain yang lebih bagus.
Herjanto pun merasakan manfaat dari jual-beli mobil bekas. Selain mendapat besar dari penjualan mobil, dia juga dapat membiayai hobi modifikasi. Belum lagi benefit membawa pulang mobil bekas yang berkualitas lebih baik.
Pengalaman itulah yang menuntunnya menekuni profesi hingga sekarang ini. Meski awalnya hanya hobi, bisnis yang penuh tantangan ini membuat Herjanto semakin mencintai otomotif. Dia mengaku telah mencoba hampir semua jenis mobil yang beredar di pasaran.
Meski demikian, bukan berarti dia tak pernah merasakan pengalaman pahit. Pria yang lebih senang mengendarai sendiri mobilnya ini pernah tertipu membeli mobil sedan bekas yang ternyata pernah mengalami kecelakaan parah. Alhasil, dia pun terpaksa merogoh kocek cukup dalam untuk memperbaiki mobil tersebut, sebelum akhirnya dijual kembali.
Namun, bukannya kapok, pengalaman pahit itu justru membawa pelajaran berharga untuk selalu menerapkan prinsip ekstra teliti setiap membeli mobil bekas.“Dari situlah saya tertantang untuk lebih teliti,” ujarnya.