Bisnis.com, JAKARTA--Pada 2014 menjadi tahun pertama bagi kendaraan segmen low cost green car untuk tampil di pasar otomotif nasional secara full year dan hasilnya di luar ekspektasi. Segmen tersebut menjadi penyelamat pasar mobil Indonesia, tapi akankah low cost green car terus berlari kencang?
Dari informasi yang dihimpun Bisnis, pelaku usaha mengamini jika pasar mobil tahun lalu cukup terjal. Pasar melemah seiring pelambatan ekonomi yang terdampak langsung kondisi politik Tanah Air. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika Serikat melemah.
Di akhir tahun pasar mobil kembali diuji dengan kenaikan harga bahan bakar bersubsidi dan suku bunga acuan Bank Indonesia. Meski demikian, laju penjualan kendaraan segmen low cost green car (LCGC) tak tertahan kendala tersebut.
Buktinya, pada 2014 Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hanya menargetkan penjualan LCGC sekitar 120.000 unit dari lima merek yaitu Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, dan Datsun Go Panca dan Go+ Panca yang tergabung di Grup Nissan.
Namun hasil penjualan secara wholesales yang diraih mencapai 172.120 unit atau setara 14,2% dari total pasar. Rinciannya, Agya terjual 67.074 unit, Ayla mencapai 40.775 unit. Sedangkan Brio Satya, Karimun Wagon R dan Datsun masing-masing 26.683 unit, 17.068 unit, serta 20.520 unit.
Secara kuantitas penjualan tahun lalu hanya mencapai 1,21 juta unit, turun sedikit dari penjualan tahun sebelumnya yang hampir mencapai 1,3 juta unit. Penjualan seluruh segmen mobil menurun kecuali LCGC.
Jika menilik pertumbuhan penjualan secara kuantitas, jelas tahun lalu pasar tidak bertumbuh, dan bisa dibayangkan penjualan akan menurun drastis tanpa sokongan LCGC. Tahun ini pertumbuhan pasar otomotif kembali dibayangi pelemahan kondisi ekonomi sehingga pelaku usaha cenderung menilai penjualan akan kembali stagnan.
Tetapi di sisi lain pabrikan otomotif yang bertarung di segmen tersebut masih berharap tuah LCGC akan kembali terulang. Hal itu muncul dari asumsi konsumen akan cenderung memilih kendaraan ekonomis dengan tingkat penggunaan bahan bakar yang efisien saat ekonomi melandai.
Pertanyaannya, akankah pertumbuhan LCGC kembali signifikan? Ditemui di kantornya, Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan melihat dua kemungkinan yang akan terjadi pada pasar LCGC tahun ini. Pertama, pasar LCGC akan mengikuti total pasar yang diprediksi cenderung stagnan.
LCGC akan tetap berkontribusi sekitar 14% dari total pasar jika pertumbuhan ekonomi hanya di kisaran 5%. Menurutnya total pasar akan tetap di kisaran 1,2 juta unit dengan kontribusi LCGC tak beranjak jauh yaitu sekitar 170.000 unit.
Pasalnya Jongkie melihat tidak ada faktor istimewa pada tahun ini yang akan menggenjot pasar. Perkiraan lainnya, seperti harapan pabrikan yang memasarkan LCGC, segmen itu tumbuh karena konomis dan irit bahan bakar.
“Ada juga kemungkinan shifting berlanjut dari segmen multi purpose vehicle (LMPV) ke LCGC. Yang tadinya hanya 14% barangkali bisa hingga 15%-16%,” katanya kepada Bisnis akhir pecan lalu.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo menuturkan kepada Bisnis bahwa tahun ini pasar LCGC tidak akan bergerak banyak. Jika pun berubah, di kisaran plus minus 1%-2%. Tahun lalu LCGC melejit karena berhasil membuka pasar baru dan beraksi secara full year.
Penjualan LCGC pada 2014 merupakan gambaran pasar segmen tersebut dan cenderung akan bertahan. Sebabnya, asumsi dia, setiap segmen kendaraan sudah memiliki pasar masing-masing. Segmentasi konsumen tersebut cenderung sulit berubah meski situasi ekonomi melemah.
“LCGC feeling saya akan sama seperti 2014, tidak ada lonjakan lagi. Segmentasi pasar itu cenderung tetap. Jika pun ada kemungkinan geser plus minus 1%-2%,” tuturnya.
Davy J Tuilan, 4W Sales Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengamini Jongkie jika LCGC masih akan merebut pasar LMPV. Kerena segmentasi pasar kedua segmen tersebut yang cenderung berdekatan.
Meski, menurutnya, segmen LMPV dalam beberapa tahun ke depan akan tetap mendominasi pasar mobil di Indonesia, LCGC tahun ini diprediksi Davy akan tumbuh dengan persentase hingga 2%.
Dia menilai LCGC memberikan jawaban bagi konsumen atas kendaraan murah dengan tingkat efisiensi bahan bakar yang relatif tinggi di tengah kondisi ekonomi yang diperkirakan akan masih melambat pada 2015.
“Analisis kami tahun ini LCGC masih akan tumbuh setidaknya 2% dan mengambil pasar LMPV karena konsumen mereka hampir sama. Oleh karena itu untuk 2015 kami akan lebih mengembangkan segmen LCGC dan LMPV,” ujar Davy.
Harapan akan pertumbuhan LCGC datang pula dari Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM). Pada 2014 Brio Satya menjadi penyumbang kedua terbanyak Honda yaitu 26.683 unit dari total penjualan HPM yang mencapai 159.147 unit.
Jonfis mengakui jika segmentasi pasar memang sulit berubah. Tapi di sisi lain LCGC memiliki peluang tumbuh karena membuka pasar tidak hanya di kota-kota besar. Meski tidak ada ngka pasti, dia mengatakan pertumbuhan LCGC cukup masif di luar Jakarta karena menyasar konsumen first buyer.
“Kami memang memperkirakan pasar stagnan. Tapi city car seperti LCGC masih akan melaju. Pertumbuhannya positif di luar Jakarta. Karena segmen ini membuka pasar baru,” ujarnya.