Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Ingin Ekspor Mobil LCGC Ditingkatkan

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian berharap pelaku industri otomotif yang mengikuti program kendaraan low cost green car ke depan tidak jago kandang, tapi dapat menggenjot ekspor

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian berharap pelaku industri otomotif yang mengikuti program kendaraan low cost green car ke depan tidak jago kandang, tapi dapat menggenjot ekspor.

Harapan tersebut mengingat kendaraan segmen low cost green car (LCGC) pertumbuhannya terbilang moncer. Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada periode Januari-Oktober 2014 di tataran wholesales LCGC terjual 144.624 unit, dari target 120.000 unit hingga penghujung 2014.

Meski demikian, saat ini jumlah ekspor masih kecil jika dibandingkan dengan penjualan di dalam negeri. Dari lima merek LCGC yaitu Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, dan Datsun Go Panca baru dua merek yang melakukan ekspor. Toyota Agya di ekspor dengan nama Wigo sekitar 500-600 unit per bulan ke Filipina, dan Karimun Wagon R diekspor sekitar 300 unit per bulan ke Pakistan.

“Tahun depan kita akan memasuki MEA tentu dengan sendirinya berbagai macam kendaraan sejenis akan masuk dari negara tetangga misalnya Thailand. Bagaimana kita membendungnya salah satunya adalah jangan sampai kita dibanjiri oleh produk sejenis dari negara tetangga. Kita harus menjaga dengan memproduksi itu. Serta memperluas eskpor,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin belum lama ini.

Pernyataan Saleh tersebut diamini Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kemenperin Soerjono. Menurutnya, ke depan jumlah LCGC yang diekspor harus mencapai 50% dari total produksi. “Kalau ekspor sudah dilakukan, hanya saja harus ditingkatkan. Kalau bisa dari total produksi 50% untuk ekspor,” ujar Soerjono.

General Manager External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Teguh Trihono mengatakan, untuk memperluas pasar ekspor LCGC harus melakukan studi lebih dalam. Meski pehaknya telah mengekspor kendaraan ke sekitar 73 negara, baru Wigo mobil ber-cc kecil yang diekspor.

Menurut Teguh, setiap negara memiliki spesifikasi konsumen masing-masing. Tingkat kualitas LCGC harus mengikuti standardisasi kendaraan di negara tujuan ekspor. Hal tersebut tentunya harus dibarengi dengan harga yang kompetitif.

“Keinginan pemerintah tersebut tentunya harus melalui proses studi dari masing-masing pabrikan. Sejauh ini kami pun sedang melakukan studi, dan belum ada hasilnya selain Filipina. Dan target ke depan pun belum keluar. Harus ditelaah dahulu, setiap negara punya standar masing-masing karena mobil kecil kami baru ekspor Agya,” ujar Teguh.

Teguh menambahkan, Agya yang diekspor memiliki spesifikasi yang sama dengan yang dipasarkan di dalam negeri. Jika pun ada perbedaaan, hal tersebut terletak pada warna atau suara audio yang disesuaikan dengan selera konsumen di negara tujuan ekspor. Perbedaan spesifikasi tidak terjadi secara signifikan seperti pada mesin.

Davy J Tuilan, 4W Sales Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, untuk memperkuat ekspor LCGC tidak bisa hanya dilakukan pelaku usaha. Di sisi lain pemerintah dituntut memperkuat hubungan bilateral. Sehingga transaksi B to B akan semakin lancar dengan negara tujuan ekspor.

“Ke depan 50% dari total produksi LCGC mungkin saja diekspor, karena harga bahan bakar di negara lain pun sama pada mahal. Kami melihat pasar Myanmar, Kamboja, Laos sedang berkembang. Asal jangan ditargetkan kepada pelaku usaha kapan 50% ekspor itu terealisasi karena akan sulit,” ucap Davy.

Selain itu, Davy menambahkan, untuk menggenjot ekspor diperlukan pula konsistensi penetapan kebijakan dari pemerintah. Dia mencontohkan, 10-20 tahun ke depan tidak ada isu kebijakan LCGC yang direvisi sehingga dapat meningkatkan daya saing produk bahkan di tingkat internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper