Bisnis.com, JAKARTA – Neraca dagang otomotif RI pada Januari – April 2023 tercatat surplus sebanyak US$80,8 juta atau Rp1,2 triliun, menyusut 78 persen. China menjadi salah satu negara yang mencetak defisit perdagangan cukup besar, seiring melesatnya impor.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto mengatakan kinerja ekspor otomotif ini sangat bergantung pada tiga hal. Mulai dari prinsipal, situasi kondisi negara tujuan ekspor dan perekonomian global.
“Ekspor otomotif dikendalikan oleh para prinsipal atau kantor pusat dan juga situasi kondisi di negara-negara penerima kendaraan bermotor tersebut, jadi [neraca dagang] sangat tergantung kepada perekonomian global juga,” kata Jongkie kepada Bisnis, Jumat (26/5/2023).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Bisnis, nilai ekspor dan impor kode HS 87 tentang kendaraan dan bagiannya kompak meningkat. Ekspor dengan nilai US$3,4 miliar dan impor US$3,3 miliar, masing-masing naik 5,3 persen dan 16,8 persen.
Menariknya, barang impor otomotif dari China kian meningkat dengan pertumbuhan 10 persen secara tahunan, dan kini membukukan nilai importasi US$660 juta.
Sebaliknya, dua negara yang biasanya mendominasi impor ke Indonesia, yakni Jepang dan Thailand telah mengalami penyusutan 8,3 persen dan 2,12 persen.
Baca Juga
Kondisi ekspor dan impor tersebut juga diakui oleh Jongkie yang mengatakan bahwa barang otomotif dari Negeri Tirai Bambu mulai masuk ke pasar Indonesia, baik berupa CBU model maupun CKD.
“Memang produk otomotif dari Tiongkok mulai masuk ke pasar Indonesia, sebagian berupa CBU dan sebagian juga CKD,” tambahnya.
Kendati demikian, menurutnya kondisi ini menjadi bagus karena masyarakat Indonesia akan memiliki banyak pilihan untuk kebutuhan mobilitasnya masing-masing. “Makin banyak pilihan untuk konsumen, kan bagus,” tutup Jongkie.
Sementara itu, untuk pengapalan kendaraan dan bagiannya terbanyak ditujukan ke Filipina dengan nilai ekspor US$920 juta atau senilai Rp13,7 triliun. Nilai ekspor ini menguat 16,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kemudian, Thailand menjadi negara tujuan ekspor terbesar kedua bagi produk kendaraan dan komponen otomotif asal Indonesia. Nilanya, mencapai US$353 juta, tumbuh 19,2 persen secara yoy.