Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI KOMPONEN: Indonesia & Thailand Barter

Aktivitas ekspor dan impor antara Indonesia dengan Thailand untuk produk yang sama, yakni komponen dan spare part dianggap sebagai sesuatu yang wajar.
Industri komponen/Antara
Industri komponen/Antara

Bisnis.com, BANDUNG — Aktivitas ekspor dan impor antara Indonesia dengan Thailand untuk produk yang sama, yakni komponen dan spare part dianggap sebagai sesuatu yang wajar.

Badan Pusat Statistik Jawa Barat mencatat di Jabar hingga saat ini ekspor nonmigas masih didominasi komponen dan spare part dengan negara tujuan Thailand. Sebaliknya, Thailand pun mengekspor barang sejenis ke Indonesia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Dedy Widjaja mengatakan perdagangan komponen dan spare part untuk kebutuhan otomotif di kedua negara seperti itu tidak dapat terhindarkan.

“Apalagi transaksi pada umumnya dilakukan pada sesama perusahaan. Perdagangan seperti itu wajar,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/9).

Saat ditanya apakah kebutuhan komponen dan spare part dalam negeri tidak bisa diproduksi di negeri sendiri, dia menyatakan ada perbedaan hasil produksi pabrik di Tanah Air.

“Dari tipenya berbeda. Ada yang tipenya sama tetapi ukurannya berbeda, sehingga Indonesia dan Thailand saling bertukar komponen,” tuturnya.

Menurut dia, dibutuhkan beban investasi yang lebih tinggi bila pabrik-pabrik komponen di dalam negeri memproduksi komponen ataupun spare part sesuai kebutuhan dalam negeri.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar dody Gunawan Yusuf mengatakan perdagangan di antara kedua negara tersebut relatif lancar dan tidak ada hambatan signifikan.

"Ini hampir mirip dengan sistem barter, kedua negara sama-sama memakai kedua produk yang diperdagangkan," katanya.

Dia menjelaskan nilai ekspor nonmigas Jabar ke Thailand pada periode Januari - Juni 2014 mencapai US$877,45 juta atau naik sebesar 6,77%.

Sedangkan nilai barang impor yang masuk dari Thailand ke Jabar pada Januari - Juni 2014 mencapai US$387,83 juta.

"Pabrikan komponen ini cukup berdaya saing di antara kedua negara dalam memenuhi kebutuhan pabrikan otomotif," ujarnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper