Bisnis.com, JAKARTA—Genap sepuluh bulan kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2) menjajaki pasar global. Tapi di waktu mendatang pemasaran produk ini diramalkan tetap terpusat di domestik bukan ekspor.
Masaki Honda, Consulting Director Automotive & Transportation Asia Pasific Frost & Sullivan, mengatakan perbedaan mendasar program mobil hemat bahan bakar di Indonesia dengan negara Asean lain terletak pada pasarnya.
“Program eco-car Thailand orientasinya fokus untuk ekspor, sedangkan Indonesia lebih banyak terserap di pasar domestik,” katanya, Rabu (25/6/2014).
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan KBH2 di dalam negeri selama 5 bulan pertama tahun ini 69.899 unit. Jumlah ini berasal dari lima merek, yaitu Astra-Toyota Agya, Astra-Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun Wagon R, Honda Brio Satya, dan Datsun GO+ Panca.
Rekam jejak KBH2 di luar negeri berada dalam fase rintis. Ekspor mobil mungil ini baru di level 1.500 unit per bulan ke Filipina dan Pakistan. Kinerja ekspor dimotori Toyota berbekal Agya yang ganti nama jadi Wigo dan Suzuki mengandalkan Wagon R.
Industri otomotif Indonesia diakui keunggulannya dari segi besarnya pasar domestik. Ini sejalan dengan perkembangan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah plus banyaknya populasi mencapai 250 juta jiwa.
“Belum perlu terlalu memikirkan ekspor KBH2 sekarang, karena permintaan di dalam negeri masih tinggi,” ucap Honda.