Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JELANG LEBARAN: Permintaan Motor Meningkat

Jumlah produksi sepeda motor akan terus meningkat karena berbanding lurus dengan daya serap pasar sepeda motor Nasional.
Permintaan motor meningkat jelang Lebaran/Bisnis
Permintaan motor meningkat jelang Lebaran/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Jumlah produksi sepeda motor akan terus meningkat  karena berbanding lurus dengan daya serap pasar sepeda motor nasional.

Menurut Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala, pwermintaan kembali akan meningkat menjelang Lebaran.

“Permintaan pasar saat ini sedang besar. Karena produksi itu tergantung akan daya serap pasar. Bahkan beberapa pabrik sepeda motor saat ini sedang mempersiapkan permintaan yang banyak karena faktor Lebaran,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (12/6/2014).

Kumala mengatakan, jumlah produksi kendaraan roda dua tahun ini pun diperkirakan akan terus bertumbuh. Meski belum bisa menyebutkan persentase atau kisaran angka, Kumala yakin pertumbuhannya akan signifikan.

Meski demikian, angka produksi sepeda motor Mei sempat anjlok dibandingkan bulan sebelumnya. Secara Nasional, angka produksi Mei mencapai 722.192 unit, sedangkan April 748.401.

Menurut Kumala hal tersebut masih lumrah, karena target produksi sepeda motor di Tanah Air sekitar 700.000 unit lebih per bulan. Penurunan produksi dikarenakan hari kerja pada Mei kemarin lebih sedikit disbanding bulan sebelumnya.

Di kawasan Asia Tenggara untuk produksi sepeda motor, Indonesia menduduki peringkat pertama setelah Thailand dengan angka produksi 7.780.295 unit. Dari data yang dirilis Asean Automotive Federation, periode 2012-2013 produksi sepeda motor Indonesia meningkat 10%.

Peningkatan produksi yang didorong permintaan pasar ini menurut Kumala tak sekedar terpengaruhi daya beli masyarakat saja. Sepeda motor masih banyak diminati karena infrastruktur yang kurang memadai di dalam Negeri.

“Banyak daerah di Indonesia infrastrukturnya kurang memadai. Hanya bisa dijangkau sepeda motor. Selain itu di kota-kota besar sarana transportasi massa masih kurang. Biaya ongkos angkutan umum bisa lebih besar dibandingkan dengan mencicil motor,” ucapnya.

Kumala menambahkan, saat ini perbandingan produksi dan distribusi masih normal, sehingga tidak ada penumpukan stok di tataran ritel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper