Bisnis.com, BEKASI—Kementerian Perdagangan menargetkan nilai ekspor produk otomotif pada tahun ini hingga tahun depan tumbuh berkisar 3,5% - 4,5%. Angka ini diyakini tercapai dengan semakin menggeliatnya ekspor kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau (KBH2).
Ari Satria, Direktur Pengembangan Pasar Informasi Ekspor Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan mengatakan sepanjang tahun lalu, ekspor produk otomotif menghasilkan US$4,4 miliar. Dengan target pertumbuhan hingga 4,5% nilainya menjadi US$4,5 - US$4,6 miliar.
"Negara yang menjadi target peningkatan ekspor otomotif adalah Thailand, Arab Saudi, Filipina, Jepang, dan Malaysia," kata di sela peresmian ekspor perdana Suzuki Wagon R ke Pakistan, di Bekasi, Kamis (5/6/2014).
Kontribusi dari masing-masing negara tersebut, yakni 6,2% dari Thailand, 4,02% dari Arab Saudi, Filipina menyumbang 9,23%, Jepang 0,74%, dan Malaysia 4,02%. Sejumlah lima besar negara tujuan utama ekspor tahun ini sama seperti tahun lalu.
Kemendag mencatat total ekspor produk otomotif Indonesia selama 2009-2013 tumbuh 28,35% per tahun. Khusus ke Pakistan, nilainya mencapai US$20,22 juta dengan akumulasi pertumbuhan ekspor dalam 5 tahun 8,95%.
"Suzuki kini mengekspor KBH2 mereka ke Pakistan sekitar 1.200 unit per bulan akan naik jadi 1.500 unit per bulan," ucap Ari.
Di awal tahun ini PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) lebih dulu mengekspor KBH2 Astra-Toyota Agya ke Filipina dengan nama Wigo. Sementara itu, Suzuki tetap menggunakan nama Wagon R, hanya menghilangkan sebutan "Karimun" di depannya.