Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perdagangan menempatkan industri otomotif sebagai satu dari 10 sektor ekspor utama dan potensial. Catatan kementerian atas pasar ekspor selama 2 bulan pertama tahun ini terbesar ke Asia Tenggara.
Target ekspor kendaraan bermotor buatan Indonesia di kawasan tersebut ialah Thailand, India, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Penjualan ke negara-negara ini menghasilkan US$390,04 juta setara 48,87% dari total ekspor otomotif pada Januari-Februari 2014.
Kontributor terbesar kedua adalah Timur Tengah (Timteng) senilai US$127,54 juta sama dengan 15,98% dari total ekspor kendaraan dan bagiannya. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan Timteng bakal menjadi andalan ekspor mobil pada tahun ini.
Asosiasi produsen mobil menilai potensi pasar ekspor di kawasan itu terdorong karakter konsumen setempat yang lebih meninati multi purpose vehicle (MPV). Hal itu sejalan dengan basis produksi otomotif terbesar di dalam negeri, yakni kendaraan serbaguna.
“(Untuk Toyota) memang sudah diatur untuk ekspor ke Timur Tengah itu Indonsia yang menjadi tulang punggungnya," kata Executive GM HRD Corporate & External Affairs Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam kepada Bisnis, Jumat (30/5/2014).
Apa yang jadi fokus bisnis produsen mobil asal Jepang tersebut biasanya juga menjadi andalan industri otomotif RI. Pasalnya, Toyota adalah penyumbang 70% ekspor mobil.
Sebesar 40,03% ekspor Toyota berupa mobil multifungsi kelas atas dan menengah. Persentase ini setara 13.342 unit terdiri dari 9.499 low MPV Avanza dan 3.843 unit medium MPV Innova pada kuartal I/2014.
Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo Sudirman M.R. menyatakan konsumen di Timteng lebih banyak butuh kendaraan penumpang untuk dipakai sebagai kendaraan niaga.
"Innova misalnya, di sana itu dipakai untuk taksi. Permintaan mobil penumpang dan niaga sekitar 50:50,” tuturnya.
Ketika ditanya bagaimana potensi ekspor ke Timteng pada 2015, Sudirman mengatakan belum bisa memproyeksikan. Alasannya kebutuhan negara-negara di kawasan ini berlaku untuk jangka pendek sehingga yang bisa diperkirakan terbatas untuk tahun ini saja.