Bisnis.com, JAKARTA—Industri otomotif nasional membukukan pertumbuhan nilai ekspor 10,84% selama triwulan pertama tahun ini terhadap periode yang sama tahun lalu atau secara year-on-year (YoY).
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan dengan persentase kenaikan tersebut maka ekspor kuartal I tahun ini senilai US$1,27 miliar. Sedangkan penjualan kendaraan bermotor dan bagiannya keluar negeri pada 3 bulan pertama tahun lalu US$1,15 miliar.
Walaupun ekspor triwulan pertama tumbuh tetapi industri otomotif belum masuk ke dalam 3 golongan barang dengan kontribusi terbesar bagi ekspor nonmigas. Porsi kendaraan bermotor dan bagiannya dalam struktur ekspor nonmigas baru 3,49%.
Kementerian Perindustrian meramalkan ekspor mobil pada tahun ini mencapai 200.000 unit. Jumlah ini mencakup penjualan KBH2Astra-Toyota Agya yang berganti nama jadi Wigo sekitar 6.000 – 7.000 unit ke Filipina. Jika target itu tercapai artinya terjadi peningkatan 17,65% dari ekspor tahun lalu.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Destry Damayanti berpendapat kendaraan bermotor roda 4 yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) harus bisa menjadi tulang punggung ekspor otomotif. “Tetapi harus pintar memilih negara tujuan ekspor, misalnya ke emerging market,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (29/5/2014).
Kementerian Perdagangan memproyeksikan pendapatan ekspor otomotif sepanjang 2014 bakal mencapai US$4,5 miliar dan impor sekitar US$2,5 miliar. Artinya, terdapat surplus dari ekspor dan impor sekitar US$2 miliar.