Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Sedang, Perlu Diversifikasi Pasar

Kementerian Perindustrian mematok pasar otomotif roda 4 atau lebih mencapai 2 juta unit pada 2017. Untuk itu, diperlukan peningkatan sekaligus penambahan komoditas ekspor.
Sedan Hyundai. Perlu dipersifikasi pasar untuk tingkatkan ekspor/JIBI
Sedan Hyundai. Perlu dipersifikasi pasar untuk tingkatkan ekspor/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian mematok pasar otomotif roda 4 atau lebih mencapai 2 juta unit pada 2017. Untuk itu, diperlukan peningkatan sekaligus penambahan komoditas ekspor.
 
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berpendapat Indonesia tak bisa sekeddar mengandalkan mobil penumpang serbaguna (multi purpose vehicle/MPV) atau city car. Komoditas ekspor lain yang perlu didorong adalah sedan mengingat tipe ini yang paling laku di pasar global.
 
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan sebelum menentukan negara tujuan ekspor perlu mempelajari karakter pasar setempat. Tujuannya, untuk memaksimalkan penjualan.
 
“Harus tahu referensi pasar otomotif setiap negara. Lokasi lain mungkin lebih suka sedan tapi Asean suka MPV. Harus ada hitungan bisnis yang jelas,” tuturnya kepada Bisnis, Minggu (4/5/2014)
 
Total produksi kendaraan berdasarkan data Gaikindo selama triwulan pertama tahun ini 339.945 unit. Mobil utuh yang diekspor hanya 44.645 unit dan sekitar 300.000 unit lainnya ada di dalam negeri. Artinya, lebih dari 80% kendaraan yang keluar dari pabrikan diserap konsumen domestik.
 
Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya (1/4), Gaikindo mengusulkan pengurangan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sedan  bermesin kurang dari 1.500 cc. Segmen ini diyakini berkembang pesat asalkan didukung insentif yang membuatnya lebih menarik di mata konsumen maupun produsen sehingga bisa jadi komoditas ekspor menjanjikan.
 
Sedan kecil (>1.500 cc) kena PPnBM 30% sedangkan mobil penumpang serbaguna (MPV) dengan kapasitas mesin sama hanya 10%. Ini dinilai menghambat perkembangan pasar sedan di Tanah Air karena membuat harga jualnya melambung tinggi.
 
Menurut Destry, ekspor kendaraan apa yang perlu digenjot tergantung dari target pasarnya. “Bisa jadi sedan atau tetap MPV. Yang jelas, kita memang perlu meningkatkan ekspor untuk menghindari kejenuhan pasar domestik,” ucap dia.
 
Di samping itu, peningkatan kuantitas ekspor tak boleh mengabaikan pengembangan industri pendukung otomotif. Kemandirian industri industri ban maupun komponen perlu diperkuat demi mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper