Bisnis.com, JAKARTA—Investasi sektor otomotif Korea Selatan di Indonesia hingga saat ini masih tergolong kecil.
Pemerintah berharap prinsipal otomotif asal Korea Selatan mengucurkan lebih banyak investasi ke Indonesia.
Hal ini menjadi salah satu agenda perundingan Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement, IK-CEPA.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan saat ini RI belum mumpuni untuk menembus pasar Korsel.
Ia mengingatkan, yang memungkinkan terjadi baru sebaliknya, Korea masuk ke Indonsia.
Sementara, IK-CEPA pada dasarnya bermaksud agar saling memperoleh akses pasar lebih baik.
"Korea berusaha mendapatkan bea masuk nol atas sektor yang mereka ingin masuk. Sebaliknya, kita menghendaki investasi mereka masuk ke Indonesia karena kita belum mampu masuk ke pasar Korea," tutur Hidayat menjawab Bisnis, Rabu (26/2/2014).
Kementerian Perindustrian setidaknya mengharapkan komitmen korporat Korsel untuk membangun pabrik komponen kendaraan di Tanah Air.
Jika tidak, lambat laun RI bakal dibanjiri mobil impor utuh atau completely built-up, CBU.
Melalui pabrik komponen, Korea Selatan bisa memperluas pangsa pasarnya.
Mereka bisa menjadi pemasok bahan material dasar ke pabrik-pabrik otomotif yang mayoritas dimiliki prinsipal asal Jepang.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi menyatakan perundingan dengan Korea diwakili tim khusus dari kementerian dan baru dimulai kemarin, Selasa (25/2).
Dia yakin potensi pertumbuhan pasar otomotif RI bakal menarik di mata Korsel.
"Komitmen investasi yang kami maksud Korsel menaruh uang di Indonesia, entah berupa investasi pabrik atau yang lain. [Investasi] apapun pasti terserap, [baik ke domestik] juga bisa ekspor ke Asean," ucap Budi.