Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Sumbang 63% Ekspor Kendaraan CBU

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat realisasi ekspor kendaraan utuh (completely built-up/CBU) selama Januari-Oktober mencapai 142.617 unit.

Bisnis.com, JAKARTA--Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat realisasi ekspor kendaraan utuh (completely built-up/CBU) selama Januari-Oktober mencapai 142.617 unit.

Dari jumlah tersebut sekitar 63,91% merupakan produk Toyota yakni Innova, Avanza, Rush, dan Fortuner sebanyak 91.152 unit.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan negara tujuan ekspor mayoritas kawasan Asia dan Timur Tengah.

Penjualan ke luar negeri terbesar adalah Avanza dan Innova sejumlah 49.368 unit, masing-masing 32.857 unit dan 16.511 unit.

"Avanza itu menyumbang sekitar 23,03% sedangkan Innova sekitar 11,58%," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis.com, Rabu (27/11/2013).

Survei terbaru Initial Quality Study oleh JD Power menyatakan Toyota Avanza dan Innova merupakan kendaraan serbaguna (MPV) dengan tingkat kepuasan konsumen yang tertinggi di Malaysia.

Sedangkan di Indonesia, keduanya meraih penghargaan serupa dari Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) yang digagas SWA dan Frontier.

Kinerja ekspor CBU turut disumbang sejumlah agen tunggal pemegang merek otomotif lain, salah satunya PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). Sampai penghujung 2013, ATPM Suzuki ini menargetkan ekspor 25.000 unit.

"Sejauh ini kami hanya mengekspor APV dan sebagian Suzuki Ertiga. Negara tujuan ekspor kami ada sekitar 140, ada di Timur Tengah, Amerika Selatan dan lainnya," kata pejabat SIS, Davy Tuilan kepada Bisnis.com

Volume ekspor APV setiap bulannya berkisar di level 1.300-an unit sedangkan Ertiga antara 200 hingga 300 unit. SIS optimistis target ekspor tahun ini bakal tercapai.

Menurut Davy, tantangan utama untuk menembus pasar ekspor terkait regulasi perpajakan di negara tujuan.

"Selain regulasi pajak juga terkait pemenuhan standar keselamatan yang ditetapkan negara tujuan ekspor. Selain itu juga standar kualitas bahan bakar, lebih kepada emisi gas buangnya euro berapa," ujarnya.

Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengakui sumbangsih ekspor terbesar sejauh ini berasal dari multi purpose vehicle (MPV). "Sebab Indonesia ini basis produksi MPV makanya ekspor kita juga terbatas pada jenis MPV," ujarnya.

Umumnya target ekspor MPV buatan RI masih ke negara di kawasan Asia alias negara-negara berkembang. Kinerja ekspor agen pemegang merek otomotif pun sejatinya dikendalikan oleh kantor pusat masing-masing prinsipal.

Markas pusat terlebih dulu potensi penyerapannya di negara tujuan ekspor sebelum menetapkan berapa volume yang akan dijual ke luar negeri.

"Agen pemegang merek di Indonesia itu tidak bisa mengatur ekspor. Volumenya tergantung dari permintaan di negara tujuan, kalau meningkat barulah ekspor bisa meningkat," tutur Jongkie.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper