Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Biaya Produksi, IKM Otomotif Kritis

Pengusaha industri skala kecil dan menengah produk komponen otomotif menghadapi situasi kritis akibat tekanan biaya produksi yang semakin memberatkan, dipicu dampak gejolak moneter dan rencana kenaikan upah minimum.

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha industri skala kecil dan menengah produk komponen otomotif menghadapi situasi kritis akibat tekanan biaya produksi yang semakin memberatkan, dipicu dampak gejolak moneter dan rencana kenaikan upah minimum.

M. Kosasih, Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (Kikko), mengatakan memasuki kuartal IV/2013 mereka merasa tekanan bisnisnya semakin berat akibat harga bahan baku melambung tinggi mengikuti penaikan kurs dolar AS dengan segala imbasnya.

Selain itu, lanjutnya, aksi buruh dengan agenda kenaikan upah minimum regional tingkat provinsi maupun kabupaten itu juga menjadi persoalan berikut yang akan menambah beban bagi kinerja IKM komponen otomotif dalam negeri.

“Untuk itu para pengusaha bersama mencari solusi untuk menyelamatkan industri skala kecil dan menengah komponen otomotif yang sedang dalam kondisi kritis dan bahkan ada beberapa diantaranya nyaris tutup,” katanya, Senin (11/11/2013).

Tekanan biaya produksi yang memberatkan, lanjutnya, kini diperparah dengan kondisi pasar yang cenderung semakin lesu karena banyak konsumen menunda belanja komponen otomotif dan sebagian lainnya memang daya belinya turun.

Disamping itu, keberpihakan pasar terhadap produk dari industri skala kecil dan menengah lokal produsen komponen otomotif tersebut juga belum menggembirakan dengan alasan yang justru dapat mengecilkan arti cinta produk dalam negeri.

Sebab, menurutnya, kualitas produk IKM tersebut tidak kalah dengan buatan luar negeri yang marak beredar di pasar, karena terbukti sebagian besar produknya masuk ke industri otomotif besar dan agen tunggal pemegan merek.  

Apalagi, sebagian besar IKM lokal mencapai sekitar 70% memasok kebutuhan perakitan kendaraan bermotor baru atau original quipment manufactured dan sisanya  untuk kebutuhan after market atau komponen otomotif di luar permintaan pabrik.

“Kami berharap potensi pasar industri komponen otomotif pada after market yang sangat besar itu, seperti plat kopling, brake, terot, dan engine mounting, juga bisa kami gerap,” ujarnya.

Kosasih menjelaskan selama ini ada sejumlah IKM komponen otomotif yang memindahkan basis produksi ke daerah yang relatif lebih jauh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dengan pertimbangan biaya produksinya lebih kempetitif.

Namun, imbuhnya, mereka sekarang juga menghadapi tekanan yang asama, antara lain biaya produksi yang terus melambung karena harga bahan baku masih diimpor dan tuntan buruh yang meminta kenaikan upah yang cukup besar.

“Dalam waktu dekat para pengusaha IKM lokal komponen otomotif segera bertemu untuk mencari soliusi, karena ternyata relokasi pabrik ke daerah yang relatif jauh dari Jabodetabek, tidak lagi menjadi alternatif solusi yang positif,” ujarnya.

Disamping mencari solusi untuk menyelambatkan bisnisnya, imbuh Kosasih, para pengusaha IKM lokal komponen otomotif juga berharap program low cost green car yang mulai dilaksanakan agar dapat memberikan angin segar yang lebih besar lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper