Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Mobil Murah Ramah Lingkungan Gagal?

Target Kemenperin atas penjualan mobil murah ramah lingkungan mungkin meleset. Pasalnya, penjualan pabrikan ke diler selama September 2013 baru di kisaran 8.509 unit.

Bisnis.com, JAKARTA — Target Kementerian Perindustrian (Kemenperin) atas penjualan mobil murah ramah lingkungan (LCGC) mungkin meleset. Pasalnya, penjualan pabrikan ke diler (wholesales) selama September 2013 baru di kisaran 8.509 unit.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi memproyeksikan distribusi LCGC hingga akhir tahun bisa mencapai 4% dari total produksi nasional. Dengan asumsi kapasitas produksi mobil di dalam negeri mencapai 1,2 juta unit artinya porsi mobil murah sekitar 48.000 unit.

"[Penjualan] LCGC pada tahun ini paling hanya sekitar 4% dari total produksi. Target produksi dan penjualan selama 2013 1,2 juta unit meningkat dari tahun lalu 1,1 juta unit," ucapnya kepada Bisnis, Senin (4/11/2013).

Mobil murah yang sudah mengaspal kini baru Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Penjualan keduanya di dalam negeri baru terealisasi mulai September 2013 sejumlah 4.132 unit dan 4.377 unit.

Dengan asumsi penjualan stabil di level 4.000-an unit per bulan maka pada akhir tahun jumlahnya baru sekitar 32.059 unit. Angka ini jelas lebih kecil dibandingkan proyeksi Kemenperin yang menyentuh kisaran 48.000 unit.

"Perkembangan program LCGC hanya bisa dilakukan secara bertahap," ucap Budi. Tak hanya volume produksinya yang berkembang secara bertahap, para pemainnya juga demikian.

Kini baru Toyota dan Daihatsu yang telah merampungkan proses verifikasi LCGC di Kemenperin. Untuk mencapai target 48.000 unit maka tiga prinsipal lain harus segera menyusul, yaitu Suzuki Wagon R, Honda Brio Satya, dan Datsun GO+.

Menurut Kepala Pemasaran Domestik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Rio Sanggau sampai akhir tahun kolaborasi Ayla dan Agya hanya mampu mencetak penjualan 30.000 unit. Masing-masing berkontribusi 50% atau sebanyak 15.000 unit.

"Tapi penjualan di Oktober masih tetap sekitar 4.000-an unit. Karena ini produk yang masih baru jadi produksi masih terbatas dan belum bisa lebih dari kisaran 30.000 unit," ujarnya.

Kalaupun wholesales LCGC Ayla maupun Agya berpotensi tumbuh paling tidak hanya sampai level 5.000 unit. Sejauh ini terdapat pesanan Daihatsu Ayla sekitar 18.000 unit.

ADM selaku agen tunggal pemegang merek Daihatsu mengaku tak khawatir pangsa pasar Ayla menyempit tatkala mobil murah Suzuki, Honda, dan Datsun mulai mengaspal.

"Persaigan itu biasa, dalam usaha apapun pasti ada persaingan. Sejauh ini kami belum ada strategi khusus untuk itu. Kami masih fokus memenuhi pesanan," kata Rio.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto berharap produsen otomotif yang masuk ke program LCGC bisa mendapatkan insentif lebih. Pasalnya, ini menunjukkan komitmen mereka untuk memosisikan RI sebagai basis produksi mengingat lokalisasi konten mobil murah harus 85%.

"Harus ada perlindungan bagi perusahaan yang sudah mau membangun basis industrinya di dalam negeri. Kalau mau impor pajaknya jadi ringan. Eksistensi mereka harus dilindungi," tuturnya.

Komponen lokal mobil murah yang kini beredar belum mencapai 85%. Untuk itu, pemerintah memberi rentang waktu 5 tahun kepada produsen kendaraan untuk memenuhinya dan diperiksa setiap 6 bulan. Perusahaan otomotif yang hendak masuk ke program LCGC wajib membuat kerangka kerja pemenuhan lokalisasi sekitar 10.000 komponen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper