Bisnis.com, JAKARTA - Meski belum banyak berseliweran, pemerintah mulai mengarahkan agar mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC) tidak mengonsumsi bahan bakar minyak bersubsidi.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui kehadiran mobil tersebut berpotensi menambah volume konsumsi bahan bakar ber subsidi. Kendati mesin LCGC di desain untuk konsumsi BBM di atas Ron 88 tetapi tak ada jaminan pengendara akan menuruti ketentuan ini.
Oleh karena itu, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menegaskan pihak nya segera membuat aturan khusus demi menertibkan konsumsi BBM oleh pemilik mobil murah itu agar subsidi anggaran tidak semakin bengkak sekaligus guna menjaga umur mesin kendaraan.
“Saya tidak bisa menjamin, kalau suatu hari pemiliki LCGC sedang bokek lantas membeli BBM subsidi. Akan kami buatkan aturan sedemikian rupa yang fleksibel tapi comply," ujar Hidayat.
Aturan yang sedang digodok itu juga akan memuat sanksi bagi pengendara LCGC yang bersikeras membeli BBM bersubsidi. “Ini sedang d ibicarakan. Nanti ATPM akan kami ajak juga.”
Hidayat menegaskan masyarakat jangan menyalahgunakan subsidi BBM, karena selain membebani anggaran, kandungan oktan yang tak sesuai dengan spesifikasi membuat umur mesin mobil lebih pendek.
Sejauh ini, ada tiga prinsipal otomotif yang telah merilis produk mobil murah yaitu Toyota Agya, Daihatsu Ayla dan Honda Brio Satya. Dalam waktu dekat Datsun juga meramaikan kompetisi.
Selengkapnya baca: http://epaper.bisnis.com/index.php/ePreview?IdCateg=20130916141#