Bisnis.com, MUNICH—Produsen otomotif asal Jerman, Bayerische Motoren Werke AG (BMW), akan menjual mobil kompak bertenaga listrik i3 di China mulai tahun depan.
Chief Production BMW Harald Rueger meyakini BMW i3 bakal memimpin segmen mobil listrik. BMW i3 sendiri ditargetkan sebagai kendaraan keluarga.
“Saya sangat yakin terhadap pasar mobil listrik di China. Ke depan negara ini akan menjelma seperti Amerika Serikat sebagai pasar mobil elektronik utama," kata Krueger, di Beijing, China, Selasa (30/7/2013).
Pengembangan kendaraan elektrik di China tak mudah lantaran terganjal isu biaya tinggi, minimnya stasiun pengisian ulang listrik, dan kekhawatiran lain. Pemerintah China pun tak kunjung mengeluarkan insentif khusus bagi konsumen individu yang berminat pada mobil ini.
Ketua Legend Holdings Ltd. bakal menjadi pelanggan pertama i3 di China. Ia memesan kendaraan ini besutan BMW ini di Beijing, kemarin malam.
Selain di China, BMW juga meluncurkan i3 di London, Inggris, dan New York, Amerika Serikat. Pabrikan Jerman bermarkas di Munich ini menginvestasikan US$2,7 miliar untuk mobil listrik i3.
Jangan salah kira, i3 sama sekali bukan kendaraan ramah lingkungan berharga murah. Mobil listrik ini dibanderol 20% lebih mahal dibandingkan dengan varian BMW 3 Series.
Jarak tempuh i3 sekitar 160 kilometer dinilai cukup mumpuni untuk berkendara di kawasan perkotaan maupun pinggiran kota. Isi ulang setrum hanya memakan waktu sekitar 1 jam di stasiun pengisian dan 8 jam di rumah.
Untuk menambah jarak tempuh hingga 300 kilometer pabrikan menyediakan opsi mesin diesel atau bensin. Daya akselerasi i3 dari 0 sampai 100 km per jam membutuhkan waktu tujuh detik atau cuma 1,5 detik lebih lama dari Porsche Cayman.
Mobil itu dilengkapi empat kursi penumpang serta bodi berbahan serat karbon sedangkan sasis terbuat dari alumunium. BMW menyiapkan rencana pengembangan seri "i" hingga kode model "i9". (Bloomberg/61)
