Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Alami Tekanan, Penjualan Ban Tetap Naik 13,1%

Bisnia.com, JAKARTA - Penjualan ban nasional untuk kegiatan penggantian atau replacement selama semester I/2013 meningkat sebesar 13,1% menjadi 6,63 juta unit, lebih tinggi dari pencapaian penjualan periode yang sama tahun lalu sebanyak 5,86 juta unit.

Bisnia.com, JAKARTA - Penjualan ban nasional untuk kegiatan penggantian atau replacement selama semester I/2013 meningkat sebesar 13,1% menjadi 6,63 juta unit, lebih tinggi dari pencapaian penjualan periode yang sama tahun lalu sebanyak 5,86 juta unit.

Demikian halnya penjualan ban untuk kebutuhan industri otomitof atau original equipment pada paruh pertama tahun ini mencapai 2,95 juta unit atau 9,1% di atas ralisasi penjualan selama masa yang sama tahun lalu sebanyak 2,71 juta unit.

Data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menyebutkan total penjualan ban nasional pada smester I/2013 mencapai 24,57 juta unit  sebagian besar untuk diekspor 14,98 juta unit, dan sisanya untuk kegiatan penggantian 6,63 juta unit dan kebutuhan industri otomotif  2,95 juta unit.

Azis Pane, Ketua Umum APBI, mengatakan kinerja penjualan ban nasional sebenarnya mengalami tekanan yang cukup kuat dari barbagai faktor yang berkembang mulai dari masalah perburuhan, dampak penaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan pelemahan daya beli konsumen.

"Namun, karena ban merupakan salah satu komponen yang vital dalam kendaraan terkait dengan keselamatan pengendara, maka pembelian ban tidak bisa hindari yang tentunya hal itu pemicu terjadinya pertumbuhan penjualan ban di pasar domestik," katanya di Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Menurutnya, pertumbuhan penjualan kendaraan juga merupakan daya dorong bagi tercapainya pertumbuhan bagi penjualan ban di dalam negeri, terutama yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan industri otomotif.

Dia berharap pertumbuhan penjualan ban di pasar domestik tidak terganggu oleh maraknya produk impor yang proses masuknya secara legal dan ilegal melalui banyak alternatif pelabuhan laut di Indonesia yang relatif pengawasannya masih kendor.

Maraknya produk impor tersebut sudah diantisipasi oleh APBI bersama pemerintah dengan melakukan revisi terhadap syarat pemenuhan Standar Nasional Indonesia (SNI), yang dalam implementasinya banyak dipertanyakan oleh negara lain dengan alasan terlalu memberatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper