BISNIS.COM, JAKARTA—PT Honda Prospect Motor sudah mengantongi tanda pendaftaran tiga tipe Brio Satya, calon mobil murah Honda, dari Kementerian Perindustrian sejak kemarin, Senin (24/6/2013)
Mobil yang akan bertarung melawan Toyota Agya dan Daihatsu Ayla ini kemungkinan segara diuji tipe untuk memenuhi persyaratan sebagai mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC), antara lain konsumsi bahan bakar minimal 20 km/liter.
Mampukah mobil-mobil murah itu memenuhi syarat yang cukup berat itu, apalagi pemerintah belum memiliki perangkat yang jelas mengenai pengukuran efisiensi bahan bakar kendaraan. Untuk menetapkan sebuah kendaraan memenuhi persyaratan LCGC, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian akan melakukan audit, yang tentu saja harus akuntabel dan transparan.
Pabrikan mobil yang ikut program LCGC juga harus bertanggung jawab terhadap efisiensi kendaraan mereka dan mengedukasi konsumen cara berkendara yang ramah lingkungan.
Jika melihat efisiensi mobil murah di negara lain, misalnya India yang sudah memasarkan Brio 1.2 liter yang mirip dengan spesifikasi Brio Satya, efisiensi bahan bakarnya masih menjadi pertanyaan.
Pasalnya, beradasarkan data spesifikasi Brio 1.2L di negara itu disebutkan konsumsi bahan bakar hatchback kompak itu hanya 16 km/liter, masih jauh di bawah syarat LCGC minimal 20 km/liter.
Brio 1.2L yang dipasarkan di India ternyata rata-rata ‘hanya’ mampu menempuh 15 km/liter di dalam kota dan 18 km/liter di jalan bebas hambatan.
Tentu saja, Honda perlu mengembangkan lagi mesin Brio 1.2L untuk memenuhi syarat LCGC dari pemerintah. Honda tampaknya sudah mengantisipasi hal ini mengingat tanda pendaftaran tipe Brio Satya sudah dikantongi.