Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Otomotif Lesu, Ini Mobil yang Masih Dicari

Penjualan per bulan mobil niaga ringan segmen pikap pada Januari-Mei 2015 tidak konsisten menanjak, akan tetapi total pasarnya naik tipis sekitar 0,82% dari periode yang sama tahun lalu
Sejumlah mobil terbaru dari berbagai merek dipamerkan di pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/5)./JIBI-Rachman
Sejumlah mobil terbaru dari berbagai merek dipamerkan di pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/5)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan per bulan mobil niaga ringan segmen pikap pada Januari-Mei 2015 naik turun, akan tetapi total pasarnya naik tipis sekitar 0,82% dari periode yang sama tahun lalu.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), rincian penjualan pikap di semua kelas per bulan adalah, Januari 19.734 unit, Februari merosot menjadi 17.990 unit dan Maret melejit kembali ke angka 19.503 unit.

Pada April penjualannya menjadi yang terendah dalam lima bulan pertama tahun ini yaitu sebanyak 14.806 unit. Pada bulan kelima jumlahnya terkatrol tidak signifikan menjadi 15.508 unit. Sehingga total penjualannya mencapai 87.541 unit.

Sedangkan pada Januari-Mei 2014 total penjualannya sebanyak 86.738 unit. Pada periode tersebut penjualan pikap per bulan fluktuasinya relatif lebih terjaga. Tercatat Januari 17.404 unit, dan naik sedikit pada bulan berikutnya menjadi 18.365 unit.

Pada Maret penjualannya turun sedikit menjadi 17.782 unit. Sedangkan pada April tercatat sebanyak 17.530 unit. Di kurun waktu Januari-Mei 2014 penjualan pikap terkecil terjadi pada bulan kelima dengan penjualan yang hanya menyentuh angka 15.657 unit.

Meski naik tipis, penjualan pikap berbanding terbalik dengan total pasar otomotif. Pada Januari-Mei 2015 total pasar mencapai 443.181 unit menurun sekitar 16,6% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 531.496 unit.

Coorporate Planning Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Rudy Ardiman menuturkan kepada Bisnis.com, penjualan segmen pikap relatif terjaga karena digerakkan oleh kegiatan ekonomi kecil dan menengah.

Meski ekonomi melambat dan mempengaruhi daya beli terhadap kebutuhan non primer macam pembelian mobil, pikap tetap dibutuhkan sebagai kendaraan niaga yang menopang kegiatan ekonomi di tataran bawah.

“Karena usaha ekonomi menengah ke bawah jalan terus dan membutuhkan kendaraan seperti ini. Meski ekonomi melambat masyarakat tetap butuh barang konsumsi, kebutuhan ritel terus jalan dan pikap sebagai alat angkutnya,” katanya, Selasa (30/6/2015).

Di segmen ini andalan Daihatsu adalah Gran Max. Pabrikan asal jepang tersebut memiliki dua jagoan Gran Max yaitu 1.3 dan 1.5. Pada lima bulan pertama tahun ini penjualan keduanya sudah mencapai 27.786 unit.

Dari jumlah itu, varian terlaris adalah 1.5 yang penjualannya mencapai 14.815 unit sedangkan varian 1.3 sebanyak 12.971 unit. Pada periode yang sama tahun lalu penjualan Gran Max hanya menapak 21.759 unit, dengan kontribusi varian 1.3 sebanyak 11.001 unit dan varian 1.5 mencapai 10.758 unit.

Dalam kesempatan berbeda Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo menuturkan kepada Bisnis, sektor logistik kebutuhan dasar masyarakat tetap berjalan meski ekonomi melambat.

Sektor itu membutuhkan alat angkut macam pikap sehingga angka penjualan segmen tersebut di kelas low tetap terjaga. “Sektor logistik untuk hasil bumi seperti sayuran atau makanan dan minuman yang menjadi kebutuhan dasar orang selalu ada. Sehingga pikap low ini tetap stabil,” uajrnya,

Di segmen pikap Toyota memiliki produk Hilux. Di segmen ini Samulo mengatakan, pihaknya tidak terlalu mengejar target. Pasalnya Hilux bukan pikap low untuk mengangkut kebutuhan ritel.Pada Januari-Mei 2015 penjualan Hilux menapak jumlah 3.633 unit, menurun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4.788 unit.

Salah satu agen pemegang merek yang berharap terhadap penjualan pikap di tengah pasar mobil yang lesu adalah PT Krma Yudha Tiga Berlian Motors (KTB). Head of MMC Sales Group PT KTB Imam Choeru Cahya menuturkan, mengandalkan pikap Mitsubishi L 300 dan T 120 SS, sebagai tulang punggung penjualan.

Saat ekonomi melambat Imam mengakui jika segmen pikap memang tak terkena dampak yang signifikan. Segmen tersebut tetap mendulang pertumbuhan penjualan saat mayoritas segmen lainnya tersungkur.

Menurut Imam, segmen pikap ringan seperti T 120 SS menyasar pelaku usaha kecil menengah di sektor riil. Sektor tersebut tetap jalan menopang ekonomi masyarakat saat kondisi makro ekonomi tidak stabil.

Akan tetapi, lanjut dia, di segmen L 300 pasarnya tidak akan sebaik T 120 SS. Pasalnya, L 300 menyasar pelaku usaha macam perkebunan karet atau sawit, di mana saat ekonomi melambat kedua komoditas itu ikut melandai.

“Ada segmen yang masih stabil yaitu kendaraan niaga ringan pikap kecil bahkan kami punya dua model yang secara volume berkontribusi banyak yaitu L300 dan T120 SS,” ujarnya.

Di segmen pikap bahkan Mitsubishi memiliki jajaran produk yang lengkap. Data Gaikindo menyebut, selain kedua jenis pikap yang disebut Imam, Mitsubishi memiliki satu jagoan lagi di kelas pikap paling tinggi atau biasa di sebut kain ganda yaitu L200 atau Strada Triton.

Pada periode Januari-Mei 2015 masing-masing penjualan T120 SS, L300 dan L200 adalah 11.855 unit, 9.993 unit, dan 2.543 unit. Sedangkan pada Januari-Mei 2014 T120 SS terjual 12.602 unit, L300 sebanyak 11.833 unit, dan L200 mencapai 3.143 unit.

Menurut General Manager Marketing Strategy and Product Planning PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin, total pasar segmen pikap yang ditopang kelas terendah relatif stabil karena pergerakan ekonomi di tataran bawah selalu ada.

Dia mengatakan, industri otomotif di Indonesia bahkan bisa diukur dari kinerja penjualan kendaraan komersial. Jika segmen tersebut tumbuh, maka indikasi geliat pergerakan ekonomi masih ada.

Di sisi lain pihaknya hanya memiliki satu pemain di segmen pikap yaitu Navara. Kendaraan tersebut merupakan pikap kelas atas dan merupakan kabin ganda. Menurut Budi, dari total pasar pikap di kisaran 60.000-70.000 per tahun, kelas Navara hanya berkontribusi sekitar 15.000 unit.

“Navara itu kelas pikap satu ton dan psarnya kecil. Tapi untuk total pasar pikap relatif naik karena pergerakan ekonomi di bawah masih ada,” ucapnya.

Pada Januari-Mei 2015 penjualan Navara mencapai 297 unit. Jumlah itu meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 152 unit. Budi menambahkan, di segmen ini untuk menggenjot penjualan pihaknya menyasar pasar instansi seperti perusahaan perkebunan atau barang tambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper