Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab GMI Setop Produksi Spin di Bekasi

Penutupan pabrik PT General Motors Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi, pada 1 Juli 2015 mendatang dikarenakan jumlah produksi yang tidak sesuai skala keekonomian sehingga perusahaan tersebut merugi US$200 juta sejak dioperasikan pada pertengahan 2013
Penutupan pabrik PT General Motors Indonesia di  Pondok Ungu, Bekasi, pada 1 Juli 2015 mendatang dikarenakan jumlah produksi yang tidak sesuai skala keekonomian sehingga perusahaan tersebut merugi US$200 juta sejak dioperasikan pada pertengahan 2013./JIBI
Penutupan pabrik PT General Motors Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi, pada 1 Juli 2015 mendatang dikarenakan jumlah produksi yang tidak sesuai skala keekonomian sehingga perusahaan tersebut merugi US$200 juta sejak dioperasikan pada pertengahan 2013./JIBI

Bisnis.com, JAKARTAPenutupan pabrik PT General Motors Indonesia di  Pondok Ungu, Bekasi, pada 1 Juli 2015 mendatang dikarenakan jumlah produksi yang tidak sesuai skala keekonomian sehingga perusahaan tersebut merugi US$200 juta sejak dioperasikan pada pertengahan 2013.

Di pabrik tersebut, PT General Motors Indonesia (GMI) memproduksi mobil segmen low multi purpose vehicle (LMPV) Chevrolet Spin. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, Spin kalah bersaing dengan kendaraan dari merek lain di segmen yang sama.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 2013 secara wholesales Spin hanya terjual 10.941 unit. Dengan catatan, penjualan dilakukan sejak April. Pada tahun yang sama total pasar mobil segmen LMPV mencapai 379.206 unit.

Setahun berikutnya pasar Spin merosot menjadi 7.475 unit. Padahal andalan Chevrolet di segmen LMPV tersebut sudah dipasarkan secara full year. Di sisi lain total penjualan kendaraan di segmen LMPV pada periode yang sama mencapai 361.261 unit.

Pada Januari 2015 total pasar segmen LMPV tercatat sebanyak 25.521 unit. Spin yang terjual pada bulan yang sama hanya 524 unit. Padahal, skala keekonomian produksi per tahun diperkirakan Kementerian Perindustrian mencapai 120.000 unit.  

“Mereka [GMI] katakan total kerugiannya US$200 juta. Dari pertama beroperasi sampai sekarang. Rata-rata kerugian yang setiap bulannya ditanggung sekitar US$4 juta,” kata Saleh di kantornya seusai mengadakan pertemuan dengan pihak GMI, Senin (2/3/2015).

Saleh menegaskan pabrik yang akan ditutup tersebut kelak tidak akan dijadikan tempat produksi bagi pabrikan asal China, Wuling Automobile yang bekerjasama dengan General Motors global. Alat produksi dari pabrik tersebut akan dikirim ke pabrik Chevrolet di India.

Direktur Alat Transportasi Darat Kemenperin Soerjono mengamini Saleh. Menurutnya, jika tidak menutup pabrik Chevrolet harus menekan kualitas produk agar tetap berpoduksi.

“Tapi tidak mungkin sekelas Chevrolet harus menurunkan kualitas sebagai strategi mempertahankan produksi. Pada akhirnya Spin tidak bisa bersaing dengan kndaraan sejenis,” ucapnya.

Ditemui dalam kesempatan yang sama Pelaksana tugas Presiden Direktur PT General Motors Indonesia (GMI) Pranav Bhatt berulang kali menegaskan penutupan pabrik tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang melambat.

“Itu semata karena keputusan finansial, keputusan bisnis, kita punya pabrik Spin di Bekasi dan tidak begitu menguntungkan. Butuh biaya tinggi sedangkan volumenya kecil, jadi saya kira itu hanya keputusan finansial,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper