Bisnis.com, JAKARTA — Lanskap pasar otomotif di Asean mengalami pergeseran signifikan pada kuartal II/2025. Untuk pertama kalinya, Malaysia menyalip Indonesia sebagai pasar mobil terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Mengacu data Nikkei Asia, penjualan mobil Malaysia sepanjang kuartal kedua tahun ini hanya turun 1% (year-on-year/YoY) menjadi 183.366 unit. Sementara itu, penjualan mobil Indonesia merosot 12% menjadi 169.578 unit pada periode April-Juni 2025.
Alhasil, penjualan kendaraan di Malaysia itu telah melampaui Indonesia secara kuartalan, meski populasi Negeri Jiran hanya sekitar 34 juta jiwa, jauh di bawah Indonesia yang mencapai lebih dari 280 juta jiwa.
"Kinerja penjualan Malaysia ditopang oleh dua merek mobil nasional, yakni Perodua dan Proton yang menyumbang 63% dari total penjualan pada paruh pertama 2025. Model seperti Perodua Alza dan Proton Saga mendominasi pasar domestik," tulis laporan Nikkei Asia dikutip Kamis (7/8/2025).
Kesuksesan dua merek lokal Malaysia itu tak lepas dari dukungan teknologi dan investasi dari dua raksasa otomotif dunia. Misalnya, Daihatsu mendukung Perodua, sedangkan Proton mendapat suntikan dari Geely asal China yang menguasai hampir 50% saham. Selain itu, peran pemerintah dalam memproteksi industri nasional juga menjadi faktor pendukung.
Pasar mobil Malaysia juga terdorong oleh pertumbuhan penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan mobil hybrid. Pada semester I/2025, penjualan EV Malaysia melonjak 91% secara tahunan menjadi 12.733 unit. Sementara itu, penjualan kendaraan hibrida tumbuh 12% menjadi 17.480 unit.
Baca Juga
Di sisi lain, pasar otomotif Indonesia menghadapi tekanan berat. Penjualan mobil nasional anjlok 22,6% menjadi sebesar 57.760 unit pada bulan Juni 2025, menjadi penurunan terdalam sejak Maret 2024. Tekanan ekonomi, pelemahan daya beli, dan pengetatan kredit konsumen dinilai menjadi penyebab utama.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa masyarakat kelas menengah Indonesia mengalami kontraksi, dari 21,4% populasi pada 2019 menjadi hanya 17,1% pada 2024. Dampaknya terasa langsung pada sektor otomotif dan industri lain yang bergantung pada konsumsi rumah tangga menengah.
Pasar mobil terbesar ketiga di Asean, yakni Thailand naik 3,6% menjadi 149.501 unit pada kuartal kedua tahun ini. Sementara itu Vietnam mencatat peningkatan sebesar 18% menjadi 90.772 unit.
Dengan peta industri yang mulai bergeser, dominasi Indonesia di pasar otomotif Asean kini terancam, sedangkan Malaysia memanfaatkan momentum dengan dukungan kuat industri domestik serta elektrifikasi di sektor otomotif.