Bisnis.com, JAKARTA — Turun mesin pada mobil menjadi masalah yang cukup serius bagi pemilik kendaraan. Sebab, proses ini mengharuskan mesin kendaraan dibongkar secara menyeluruh untuk diperbaiki, yang tak jarang justru berpotensi melahirkan kerusakan baru pada kendaraan.
Selain memakan waktu yang cukup lama, biaya yang dikeluarkan juga cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab dan dampak dari masalah ini agar dapat mencegahnya sejak dini.
Dengan melakukan perawatan berkala, Anda bisa mengurangi kemungkinan kerusakan besar pada mesin, yang tidak hanya memengaruhi kendaraan Anda, tetapi juga dapat berdampak pada keuangan dan nilai jual mobil. Selalu pastikan untuk melakukan perbaikan di bengkel yang terpercaya agar kendaraan tetap dalam kondisi optimal.
Melansir laman resmi Suzuki pada Selasa (4/2/2025), berikut risiko dan dampak yang ditimbulkan jika mobil mengalami turun mesin.
Dampak dan Risiko Turun Mesin pada Mobil
Turun mesin tidak hanya berpengaruh pada kondisi kendaraan, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang bagi pemiliknya. Beberapa risiko yang muncul antara lain dapat memengaruhi performa mobil, keuangan, serta nilai jual kendaraan.
1. Penurunan Nilai Jual Mobil
Mobil yang pernah mengalami turun mesin cenderung memiliki nilai jual yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil yang tidak mengalami kerusakan besar pada mesinnya. Calon pembeli sering kali merasa khawatir dengan kondisi mesin yang pernah rusak parah, meskipun sudah diperbaiki.
Baca Juga
Calon konsumen mungkin menganggap potensi kerusakan di masa depan lebih tinggi,sehingga harga jual mobil menjadi lebih murah. Penurunan harga ini bisa sangat signifikan, apalagi jika calon pembeli melakukan pengecekan riwayat servis kendaraan. Sehingga, jika Anda berencana menjual mobil, maka perlu menjaga kondisi mesin agar tetap prima.
2. Mobil Tidak Dapat Digunakan
Saat proses turun mesin dilakukan, mobil akan berada di bengkel untuk waktu yang lama, tergantung pada tingkat kerusakannya. Proses perbaikan ini bisa memakan waktu hingga beberapa minggu.
Selama masa perbaikan, Anda harus mencari alternatif transportasi, yang tentunya menambah pengeluaran. Bagi mereka yang bergantung pada mobil untuk aktivitas sehari-hari atau pekerjaan, hal ini bisa sangat mengganggu.
3. Biaya Perbaikan yang Mahal
Turun mesin merupakan jenis perbaikan kendaraan yang paling mahal. Biayanya bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung pada jenis mobil dan kerusakan yang terjadi. Komponen yang harus diganti, seperti piston, gasket, atau sistem pendingin, memiliki harga yang tidak murah.
Selain itu, proses perbaikan yang rumit menambah biaya tenaga kerja. Tanpa dana darurat yang memadai, biaya ini bisa membebani keuangan Anda. Oleh karena itu, melakukan perawatan berkala sesuai rekomendasi pabrikan adalah cara terbaik untuk menghindari pengeluaran besar akibat kerusakan mesin.
4. Kerusakan Komponen Mesin Lainnya
Proses turun mesin melibatkan pembongkaran besar-besaran pada bagian mesin, yang jika tidak dilakukan dengan hati-hati, bisa menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Komponen seperti piston, katup, dan crankshaft sangat rentan rusak akibat tekanan berulang atau suhu ekstrem.
Kerusakan yang terjadi dapat memperpendek usia mesin, meskipun kendaraan sudah diperbaiki. Jika suku cadang yang digunakan tidak sesuai dengan standar, risiko kerusakan tambahan pun semakin besar. Oleh karena itu, pastikan proses turun mesin dilakukan di bengkel terpercaya dengan teknisi yang berpengalaman.
5. Potensi Masalah Mesin yang Kembali Muncul
Setelah turun mesin, masalah pada mesin bisa saja muncul kembali, terutama jika perbaikan tidak dilakukan dengan sempurna. Hal ini sering terjadi pada mobil yang sudah berusia tua atau memiliki riwayat perawatan yang buruk.
Kerusakan kecil yang tidak ditangani dengan baik saat proses perbaikan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih besar di masa depan. Selain itu, penggunaan suku cadang yang kurang berkualitas atau pemasangan yang tidak presisi juga dapat memengaruhi performa mesin.
Akibatnya, Anda mungkin harus kembali ke bengkel untuk perbaikan tambahan, yang tentu saja menambah pengeluaran.