Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaikindo: Tantangan Industri Otomotif dan Target Penjualan 2025

Gaikindo mengungkapkan tantangan bagi industri otomotif di 2025, di antaranya adalah PPN 12% hingga opsen pajak
Pekerja memeriksa mobil impor dan ekspor di kawasan pelabuhan PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Pekerja memeriksa mobil impor dan ekspor di kawasan pelabuhan PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan tantangan yang akan dihadapi industri otomotif pada 2025.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengakui bahwa kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ke 12% dan pungutan opsen pajak menjadi faktor penekan bagi penjualan mobil. Padahal, sebelumnya Gaikindo menargetkan penjualan mobil tembus 1 juta unit pada 2025.

"Ya ini yang memang masih dilematis, karena kita sih kalau bisa 1 juta dong, ya kan, kenapa tidak? Cuma kan ini masalah kenaikan PPN itu sudah pasti naik, tetapi opsen ini kan masing-masing Pemda sudah disurati oleh Menteri Dalam Negeri untuk menunda dulu," ujar Jongkie kepada Bisnis, Senin (13/1/2025).

Alhasil, saat ini Gaikindo belum mengetahui daerah mana saja yang memutuskan untuk menunda pemungutan opsen pajak atau menaikkan tarif, karena kewenangan tersebut ada di masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda).

"Nah itu akan menjadi kendala juga kalau itu sampai nanti ada beberapa Pemda yang menjalankan, berarti kan harga jual mobil itu akan naik. Itu yang bisa membuat orang yang tadinya mau beli mobil jadi batal, dan sebetulnya kalau mereka batal ya yang dirugikan Pemda setempat," jelasnya.

Perlu diketahui, opsen pajak adalah pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

Pemerintah kabupaten/kota kini dapat memungut opsen dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sementara itu, pemerintah provinsi dapat memungut opsen dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).

Tarif opsen PKB dan opsen BBNKB adalah sebesar 66%. Sementara itu, opsen MBLB sebesar 25%. Namun, opsen pajak tidak akan menambah beban wajib pajak, karena implementasi opsen dipraktikkan sebagai mekanisme bagi hasil oleh pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten atau kota.

"Ini kan baru awal tahun, kita belum tahu, nanti dalam perjalanannya bagaimana. Harapannya, kita bisa balik ke 1 juta, bahkan kalau bisa di atas 1 juta," kata Jongkie.

Selain PPN 12% dan opsen pajak, Jongkie juga menyebut ada beberapa tantangan lain bagi industri otomotif, yakni tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) yang masih tinggi di level 6%. Selain itu, nilai tukar rupiah yang masih melemah di level Rp16.281 per dolar AS (kurs jisdor 13 Januari 2025).

"Kurs mata uang asing juga masih berperan. Suku bunga perbankan, kita enggak tahu apakah terus 6% BI rate-nya atau nanti tiba-tiba naik atau turun, kita enggak tahu, kan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi penjualan mobil, tidak hanya PPN dan opsen," pungkasnya.

Berdasarkan data terbaru Gaikindo yang diterima Bisnis, pada Januari - Desember 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 865.723 unit atau turun 13,9% secara year-on-year (YoY) dari periode sama 2023 sebesar 1.005.802 unit.

Sementara itu, penjualan ritel juga turun 10,9% YoY menjadi 889.680 unit pada periode 12 bulan 2024, dibandingkan 998.059 unit pada periode yang sama 2023.

Meskipun turun nyaris 14%, namun penjualan itu telah melampaui target yang ditetapkan Gaikindo pada 2024. Sebagai pengingat, Gaikindo telah merevisi target penjualan menjadi 850.000 unit, dari sebelumnya 1,1 juta unit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper