Bisnis.com, JAKARTA - Produsen otomotif asal China, PT BYD Motor Indonesia menorehkan penjualan moncer pada 2024. Hal itu tak lepas dari sejumlah insentif dari pemerintah untuk mendorong penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV).
Pasalnya, pemerintah resmi menerbitkan aturan diskon pajak penjualan atas barang mewah alias PPnBM hingga 100% untuk mobil listrik sepanjang 2025. Insentif itu tertera dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 135/2024.
Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia Luther T. Panjaitan mengatakan perpanjangan insentif tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh perseroan, agar iklim investasi di sektor kendaraan listrik (electric vehicle/EV) lebih baik.
"Karena kami kan dalam melakukan investasi, penjualan segala macam selalu pengukurannya jangka panjang. Dengan adanya kepastian atas perpanjangan program insentif, khususnya di EV ya itu kami sambut baik," ujar Luther kepada Bisnis, dikutip Senin (13/1/2025).
Mengacu data Gaikindo, penjualan BYD secara wholesales sebanyak 15.429 unit hanya dalam 7 bulan sejak Juni hingga Desember 2024. Sementara itu, penjualan ritel BYD sebanyak 13.964 unit.
Luther mengatakan, penjualan mobil listrik BYD tersebut melampaui ekspektasi perseroan. Menurutnya, ada dua faktor utama penyebab penjualan BYD melesat. Pertama, kepedulian (awareness) masyarakat terhadap mobil listrik cukup baik.
Baca Juga
"Kedua, saya bilang artinya pilihan masyarakat untuk membeli BYD sebagai mobil listrik itu semakin tinggi confidence levelnya. Nah, itu membuat kami semakin yakin juga untuk investasi di Indonesia. Itu yang membuat kami cukup senang lah," jelasnya.
Dia pun menyebut capaian penjualan BYD tidak terlepas dari dukungan dan kontribusi dari pemerintah, serta konsistensi untuk segera mewujudkan transisi energi.
Adapun, saat ini ada empat model mobil BYD yang tersedia di Indonesia, yaitu BYD M6 di segmen MPV, BYD Atto 3 di segmen SUV, lalu hatchback BYD Dolphin, serta sedan BYD Seal. Pada kuartal I/2025, BYD juga akan meluncurkan merek baru yakni Denza.
"Kontribusi penjualan BYD M6 paling tinggi sebagai MPV listrik pertama di Indonesia, di atas 50%. Lalu, Atto 3 dan Seal kontribusinya setara, kemudian diikuti Dolphin," pungkas Luther.
Adapun, BYD juga sedang membangun fasilitas manufaktur dengan kapasitas produksi 150.000 unit mobil listrik per tahun di Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Subang Smartpolitan merupakan kawasan industri yang dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya (SCS), entitas dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Pembangunan pabrik BYD tersebut disebut akan memberikan kesempatan bagi industri lokal untuk membawa Tanah Air sebagai pemasok mobil listrik secara global. Total investasi di Indonesia BYD mengincar lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS).