Bisnis.com, JAKARTA - Pasar mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia saat ini dikuasai oleh merek-merek asal China, seperti BYD, Wuling, hingga Chery.
Terbaru, produsen otomotif asal China, XPeng optimistis bakal masuk RI dengan menggandeng Erajaya Group (ERAA) sebagai agen pemegang merek (APM).
CEO Erajaya Active Lifestyle Djohan Sutanto mengatakan, perseroan memastikan kendaraan listrik berteknologi tinggi dari XPeng mendapatkan dukungan penuh, mulai dari impor, perakitan, hingga layanan purnajual.
Menurutnya, pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia telah berkembang pesat, didorong oleh target pemerintah untuk mencapai 2 juta mobil listrik dan 31.000 stasiun pengisian daya pada 2030.
Terlebih, masuknya XPeng ke Indonesia sejalan dengan momentum pemerintah yang memberikan insentif berupa pengurangan pajak untuk pembelian mobil listrik dan mendorong proses perakitan lokal.
"Kami yakin bahwa keunggulan teknologi dan berbagai produk yang ditawarkan oleh XPeng akan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia,” ujar Djohan dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (7/1/2025).
Baca Juga
Nantinya, model yang pertama diluncurkan di Indonesia yakni XPeng G6, sebuah sport utility vehicle (SUV) coupe mid-size bertenaga listrik murni, dan XPeng X9 yang merupakan multi-purpose vehicle (MPV) 7-seater listrik.
Produsen asal China lainnya, Geely Auto juga menyatakan komitmen untuk berinvestasi di segmen kendaraan listrik di Indonesia.
Sebelumnya, Geely Holding Group menyambut kunjungan Menteri Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam pertemuan strategis yang berlangsung di Republik Rakyat Tiongkok pada Rabu (18/12/2024).
Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk mempercepat hilirisasi dan mendorong investasi di sektor kendaraan listrik serta industri strategis lainnya.
"Geely Holding Group, sebagai salah satu pemimpin global dalam industri otomotif, juga menyampaikan progres dan rencana investasi terintegrasi di Indonesia, termasuk upaya untuk mendukung pertumbuhan sektor kendaraan listrik di Tanah Air," tulis manajemen Geely dalam siaran persnya.
Mobil Listrik China yang Dapat Insentif dari Pemerintah
Insentif yang diberikan pemerintah untuk produsen mobil listrik berbasis baterai penuh (BEV) tercatat mayoritas dinikmati oleh merek-merek asal Negeri Tirai Bambu, China.
Pada tahun ini, pemerintah memberikan insentif PPN DTP 10% untuk mobil listrik CKD atau yang diproduksi di dalam negeri dengan syarat minimum tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 40%.
Salah satu pabrikan China yang menikmati insentif ini di antaranya yakni Wuling dengan mobil listrik Air EV, Binguo EV hingga Cloud EV yang sudah memenuhi syarat TKDN 40%. Wuling memiliki pabrik yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.
Selain itu, ada juga Chery yang memiliki beberapa model rakitan lokal seperti Chery J6 hingga Omoda E5 yang mengantongi TKDN 40%. Sejauh ini, Chery telah bekerja sama PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk merakit mobil di pabrik Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Namun, ke depannya, Chery ingin memiliki pabrik sendiri.
Di luar merek China, ada juga produsen otomotif asal Korea Selatan yakni Hyundai dengan beberapa produk BEV unggulannya yakni Ioniq 5 hingga Kona Electric yang mendapatkan insentif dari pemerintah.
Selain PPN DTP 10%, pemerintah membebaskan bea masuk dan PPnBM untuk impor utuh (CBU) BEV bagi produsen yang berkomitmen membangun pabrik di Indonesia seperti BYD, Aion, dan merek asal Prancis, Citroen.
Adapun seluruh insentif bagi BEV tersebut tetap diberikan pemerintah pada 2025 seiring dengan penambahan insentif terhadap mobil hibrida.
Daftar Lengkap Insentif Pajak Industri Otomotif 2025:
1. Pemberian insentif PPN DTP EV dengan perincian pemberian insentif:
- Sebesar 10% atas penyerahan EV roda empat tertentu dan EV bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 40%; dan
- Sebesar 5% atas penyerahan EV bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 20% sampai dengan kurang dari 40%.
2. Pemberian insentif PPnBM DTP EV sebesar 15% atas impor KBLBB roda empat tertentu secara utuh (completely built up/CBU) dan penyerahan KBLBB roda empat tertentu yang berasal dari produksi dalam negeri (completely knock down/CKD).
3. Pemberian insentif pembebasan Bea Masuk EV CBU sebesar 0%, sesuai program yang sudah berjalan.
4. Pemberian insentif PPnBM DTP sebesar 3% untuk kendaraan bermotor bermesin hybrid.