Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Listrik China Racik Strategi Gunakan Baterai Hasil Produksi RI

Indonesia kini memiliki pabrik sel baterai mobil listrik hasil konsorsium Hyundai-LG Energy Solutions.
Hyundai Stargazer./Doc. Hyundai
Hyundai Stargazer./Doc. Hyundai

Bisnis.com, JAKARTA — Para merek mobil listrik dari China tengah meracik strategi demi bisa menggunakan baterai hasil produksi lokal dan menggenjot tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2023 tentang perubahan atas Perpres 55 Tahun 2019, [pemerintah telah mengubah syarat pemenuhan TKDN minimal 40% untuk mobil listrik.

Perubahan pertama terletak pada pasal 8 yang mengatur tentang aturan minimal TKDN dalam jangka waktu tertentu. Beleid terbaru telah mengatur minimal 40% baik untuk roda dua maupun roda empat wajib dicapai sampai 2026. Dalam Perpres 55/2019 aturan TKDN 40% sejatinya harus dicapai sebelum 2024.

Salah satu komponen yang saat ini masih belum bisa dipasok secara lokal adalah baterai untuk mobil listrik. Namun, Indonesia kini memiliki pabrik sel baterai mobil listrik hasil konsorsium Hyundai-LG Energy Solutions.

Fase pertama pabrik sel baterai di bawah operasi PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power telah diresmikan pada 3 Juli 2024. Pembangunan pabrik yang menelan investasi senilai US$1,2 miliar ini memiliki kapasitas produksi 10 gigawatt hour (GWh). 

Rencananya pabrik baterai ini akan dilanjutkan ke fase kedua dengan kapasitas 20 GWh dengan nilai investasi US$2 miliar. Tahap kedua ini ditargetkan beroperasi komersial pada 2025.

Pada tahap awal, sel baterai yang diproduksi lokal ini akan dipasok untuk kebutuhan mobil listrik Kona Electric yang rencananya meluncur pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024.

Meski demikian, Executive Chairman Hyundai Motor Group, Euisun Chung mengatakan material yang berasal dari China memang sejatinya bisa dipadukan dengan material Indonesia. Namun, hal ini sangat bergantung pada regulasi pemerintah.

Adapun, sel baterai yang diproduksi oleh PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power merupakan Nickel Manganese Cobalt (NMC) dengan nikel sebagai bahan bakunya. Di satu sisi, mobil listrik China seperti Wuling, Chery, dan Neta menggunakan jenis Lithium Ferro-Phosphate (LFP).

“Kami tidak bisa menentukan [merek China pakai baterai Hyundai]. Jadi, kami harus melihat isu geopolitik, dan semuanya. Kami akan menentukannya nanti,” katanya pasca peresmian Ekosistem Baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan (Korsel) PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Kehadiran pabrik sel baterai di Indonesia tidak serta merta membuat merek China langsung memantapkan diri untuk mendapatkan pasokan dari konsorsium Hyundai–LG. Contohnya adalah Chery yang belum menentukan partner kerja sama untuk pasokan baterai.

Akan tetapi, Head of Marketing PT Chery Sales Indonesia, M. Ilham Pratama mengatakan Chery akan menggunakan baterai lokal untuk menyesuaikan peta jalan yang disesuaikan oleh pemerintah.

Sementara itu, baterai yang digunakan untuk mobil listrik Omoda E5 masih diimpor dari China. Rencananya Chery akan menggunakan baterai lokal mulai 2026.

“Chery berencana untuk dapat menggunakan local battery pada masa yang akan datang. Namun belum menentukan supplier yang akan bekerjasama untuk memenuhi rencana tersebut,” jelasnya.

Di satu sisi, Neta tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan pasokan baterai dari pabrik Hyundai-LG Energy Solutions yang baru diresmikan di Karawang. Pasokan baterai untuk mobil listrik Neta V-II hasil rakitan lokal ini masih berasal dari Gotion Hi-Tech.

Director of External Affairs and Product Neta Auto Indonesia Fajrul Ilhami mengatakan mobil listrik yang dipasarkan sejauh ini masih mengandalkan pasokan baterai dari Gotion Hi-Tech untuk menciptakan harga terjangkau.

“Terkait hal tersebut [menggunakan baterai dari Hyundai] pada prinsipnya ada kemungkinan. Namun, memang bergantung pada tim teknis terkait kami khususnya R&D yang bertanggung jawab terkait pengembangan produk,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4/7/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper