.jpg){kind=small}
Bisnis.com, HANOI - VinFast berencana untuk memboyong sejumlah mobil listrik anyar, menambah lini modelnya di Indonesia. Beberapa model bahkan telah dipasarkan dan siap parkir tahun ini.
Bisnis berkesempatan untuk menjajal langsung beberapa model yang siap dipasarkan di Indonesia saat berkunjung ke pabrik VinFast global yang ada di kawasan Hai Phong, Vietnam.
Model pertama yang dicoba adalah VF-5 yang telah dipasarkan ke pasar Indonesia. Mobil mungil berbentuk kompak ini dapat dikatakan model yang paling bersahabat dari segi harga.
Memiliki kapasitas 4 penumpang, kesan sederhana sangat melekat dengan mobil jenis ini. Desain interiornya pun juga cukup sederhana meski tidak terkesan murahan.
Namun, modelnya yang kompak membuat suasana di dalam kabin mobil tidak terlalu kedap dari suara. Suara dari kipas pendingan mobil sangat terdengar ke dalam kabin.
Dari sisi performa, mobil yang memiliki 134 horsepower ini tidak bisa diremehkan. Mobil ini dapat dipacu hingga kecepatan 120 kilometer per jam.
Baca Juga
Model VF-5 dilengkapi dengan 2 mode mengemudi yakni mode penghematan daya, dan mode performa.
Beranjak ke model VF-e34, mobil bertipe SUV ini menawarkan kualitas yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan VF-5. Kualitas desain interior mobil ini jauh lebih baik meski masih didominasi dengan bahan plastik.
Begitu juga dengan performa, dibekali dengan tenaga 147 hp, VF-e34 dapat melesat jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan VF-5.
Akselerasi pada mobil ini terasa lebih baik, terlebih jika berkendara menggunakan mode performa. Tidak sulit untuk model ini untuk menyentuh kecepatan 100 km per jam dalam hitungan detik.
Kendati demikian, mobil-mobil listrik buatan VinFast dirancang berbeda jika dibandingkan dengan mobil-mobil listrik pada umumnya yang memiliki akselerasi yang cepat.
VinFast menyebut, mobil-mobil buatannya sengaja dirancang untuk tidak terlalu responsif terhadap injakan pedal gas karena faktor keamanan. Pasalnya, pengalaman berkendara masyarakat pada mobil listrik masih sangat minim.
Untuk itu, respons injakan pedal terhadap akselerasi mobil dibuat sedikit lebih mirip dengan mobil-mobil berbahan bakar.
