Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat penjualan mobil yang lesu tengah menyergap pasar Eropa, membuat stok mobil listrik China ikut menumpuk di Pelabuhan.
Selama beberapa dekade belakangan industri otomotif China mengalami peningkatan luar biasa, seiring banyaknya proyek tiruan Eropa.
Sebagai negara pasar mobil listrik dunia dengan teknologi baterai mutakhir dan fitur yang canggih, China rupanya tengah khawatir dengan kapasitas produksi mobil listrik yang tidak sesuai target permintaan pasar global.
Laporan Financial Times, dikutip Kamis (16/05/2024), mengabarkan mobil-mobil buatan China itu menumpuk di pelabuhan-pelabuhan Eropa dan beberapa diantara sudah lebih dari 2 tahun berada di tempat parkir pelabuhan akibat kesulitan memasarkannya.
Penjualan yang lesu menjadi salah satu faktor menumpuknya mobil China di pelabuhan Eropa. Di sisi lain pihak dealer mengatakan tidak memiliki cukup tenaga untuk memasarkan mobil-mobil tersebut.
Penumpukkan yang semakin parah di pelabuhan Eropa mengakibatkan terganggunya proses pelayaran kapal-kapal lain yang ingin masuk ke Italia dan Yunani, hingga berdampak pada seluruh industri pelayaran.
Baca Juga
Sementara, tahun ini ekspor mobil China ditarget mencapai 17% jika dibandingkan tahun lalu. Target agresif itu ditambah dengan ketegangan Laut Merah, hal ini bakal memaksa penumpukan pelayaran.
Kendati begitu, produsen China tetap mendapatkan acungan positif karena mampu menyamai hasil produk Eropa, bahkan menyaingi. Namun, hingga sekarang produsen China harus siap menghadapi kekhawatiran pembeli terhadap produk buatan mereka, kurangnya pamor merek, adanya proteksionisme perdagangan hingga cepatnya ketinggalan zaman atau ingin mengejar fitur mutakhir.
Sebelumnya, China telah dicurigai oleh banyak negara Barat, apalagi mereka memiliki warisan sering memproduksi mobil tiruan negara Benua Biru baik legal maupun ilegal.
Alhasil, merek-merek mobil seperti, Volvo, Lotus, dan MG telah dikenal sebagai pangsa mobil China dengan teknik terbaik di dunia.
Mobil-mobil Eropa, seperti BMW, Porsche,Ferrari hingga Ford membuat Tiongkok belum bisa menyaingi dalam membeli loyalitas pelanggan.
Persoalan lainnya, jaringan dealer di luar pasar domestik yang minim membuat penjualan mobil ini semakin rendah. Dengan begitu Produsen Tiongkok diharapkan berusaha lebih keras memasuki pasar ini. (Maria Jessica Elvera Marus)