Bisnis.com, JAKARTA - Anak perusahaan Toyota Motor Corp yakni Daihatsu, mengalami penurunan penjualan dan produksi secara global masing-masing sebesar 51% dan 68% pada Januari 2024. Penurunan itu terjadi setelah terungkapnya kasus manipulasi hasil uji keselamatan kendaraan.
Dilansir dari Bloomberg (28/2/2024), secara umum penjualan Toyota Motor Corp di seluruh dunia naik 4,4% menjadi 831.161 unit dibandingkan Januari 2023. Namun, aktivitas produksinya turun 3,8% menjadi 788.670 unit.
Penurunan produksi tersebut sejalan dengan kondisi yang dialami oleh Daihatsu, yang masih dalam masa pemulihan dari skandal sertifikasi keselamatan yang terjadi pada Desember 2023.
Pada akhir tahun 2023, pihak berwajib mengungkapkan bahwa Daihatsu telah memanipulasi hasil uji keselamatan tabrakan sejak 1989.
Kemudian pada Januari 2024, Toyota Industries Ltd. juga ditemukan telah mengubah data output daya untuk beberapa mesin yang disuplai ke produsen mobil Jepang.
Melalui berbagai temuan tersebut, Kementerian Transportasi Jepang mencabut sertifikasi dan menangguhkan produksi beberapa jenis kendaraan dan mesin di dalam negeri.
Baca Juga
Namun, Toyota mengatakan akan kembali melanjutkan produksinya pada 4 Maret 2024.
Di hari yang sama, Daihatsu juga mengumumkan akan melanjutkan aktivitasnya pada 18 Maret untuk memproduksi Rocky, Toyota Raize, dan Subaru Rex.
Saat masa pemulihan Daihatsu, Toyota dan Lexus menunjukkan pertumbuhan penjualan serta produksi pada Januari jika dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut sejalan dengan pulihnya rantai pasokan yang membuat Toyota dapat mempertahankan kepemimpinannya atas Volkswagen AG sebagai produsen selama empat tahun berturut-turut.
Di sisi lain, produksi global Nissan Motor Co. naik 22% menjadi 274.462 unit pada Januari, sedangkan penjualan naik 17% menjadi 266.895.
Honda Motor Co. juga mengalami peningkatan produksi sebesar 20% menjadi 337,119 unit seiring dengan pertumbuhan penjualan domestik sebesar 18% menjadi 53,402 unit. (Chatarina Ivanka)