Bisnis.com, JAKARTA- Gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2023 diharapkan jadi pengungkit pasar otomotif domestik, sekaligus penguat industri. Pasalnya, GIIAS tidak sekadar disematkan harapan mendongkrak penjualan, melainkan pula jadi ajang industri otomotif nasional bersolek, memberikan optimisme yang jauh lebih luas.
Hal itu diutarakan langsung Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kala pembukaan resmi GIIAS 2023 pada 10 Agustus lalu. Bahkan, eks Menteri Perindustrian itu ikut menyinggung soal kemampuan industri otomotif nasional menjangkau pasar lebih luas, genjot ekspor.
Airlangga menilai dari segenap kemeriahan GIIAS, maka sepatutnya kemampuan industri otomotif tidak saja “jago kandang”, melainkan pula siap menggenggam pasar lebih besar di mancanegara. “Target ekspor 500.000 unit pada tahun ini relatif kecil, pada tahun lalu ekspor telah mencapai 470.000 unit,” singgungnya.
Hingga juli, berdasarkan data Gaikindo, ekspor mobil secara utuh memang telah mencapai 290.822 unit. Mayoritas ekspor masih seputar kawasan Asia Tenggara, selebihnya Timur Tengah, Amerika Selatan, bahkan Australia.
Terkait GIIAS sendiri, Airlangga mengharapkan gelaran perdana pascapandemi kali ini bisa mendongkrak belanja masyarakat. Dia berharap GIIAS 2023 bisa menangguk nilai transaksi hingga Rp15 triliun, target yang tak muluk mengingat pada tahun lalu transaksi gelaran serupa mencapai Rp14,3 triliun.
"Kami berharap tahun ini transaksinya juga bisa tinggi. Saya rasa tahun ini juga targetnya minimal lebih baik karena judulnya Future Now. Future harus lebih baik dari tahun lalu," katanya.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, gelaran GIIAS prapandemi hanya menorehkan transaksi sekitar Rp7 triliun hingga Rp8 triliun pada 2018 dan 2019. Kenaikan nilai transaksi hingga digit ganda ini didorong semakin merangkaknya harga produk, sekaligus menandakan kemampuan daya beli pasar Indonesia semakin baik.
GIIAS 2023 sendiri berlangsung selama 10 hari pelaksanaan pameran. Pameran otomotif tahunan ke-30 ini menorehkan fase baru, dengan catatan jumlah merek terbanyak sepanjang delapan tahun ke belakang.
Ketua III GAIKINDO sekaligus Ketua Pelaksana GIIAS 2023 Rizwan Alamsjah GIIAS 2023 berlangsung sukses, memperlihatkan animo besar masyarakat di pameran otomotif. Ini menjadi bukti bahwa industri otomotif jadi salah satu sektor yang paling cepat bangkit pascapandemi global.
”Kami sangat bersyukur, tahun ini antusiasme terhadap GIIAS 2023 sangat tinggi dari seluruh pihak, ditandai dengan partisipasi merek terbanyak dan peluncuran model terbaru,” katanya.
Terdapat total 49 merek kendaraan bermotor dan lebih dari 100 merek dari industri pendukung ikut meramaikan. “GIIAS 2023 kembali menjadi tuan rumah bagi peluncuran berbagai model dan inovasi teknologi otomotif, tidak kurang dari 44 model kendaraan baru diluncurkan, termasuk juga kendaraan berbasis listrik, merepresentasikan tema GIIAS tahun ini Future Now,” ujar Rizwan.
MOBIL LISTRIK CHINA
Gelaran GIIAS 2023 juga menandai ekspansi pabrikan asal China, terutama mendorong pasar mobil listrik di Indonesia. Terdapat lima merek anyar asal Tiongkok yang hadir pada gelaran GIIAS tahun ini.
Lima merek tersebut meliputi Ora, Haval, Tank, Neta, dan Maxus. Kehadiran merek-merek itu semakin menambah daftar panjang pabrikan asal China yang sebelumnya hanya diisi Wuling, DFSK, Chery, Morris Garage, dan Seres. Hasilnya, 10 merek China berhadapan dengan 13 merek Jepang, serta sisanya pabrikan asal Eropa.
Kehadiran merek China inipun merangsang kemunculan model beragam, terutama pada segmen mobil listrik. Sebelumnya, Wuling merupakan pemain tunggal mobil listrik murah, dengan banderol harga kurang dari Rp300 juta untuk Air ev.
Kehadiran merek China pada gelaran GIIAS 2023, seakan mendobrak dominasi tersebut. Tercatat, dari lima merek anyar, terdapat dua penantang terdekat Wuling Air ev, yakni Seres dan Neta.
Pada GIIAS 2023, Seres E1 meluncur secara resmi dengan harga pasar Rp189 juta untuk E1 B dan Rp219 juta untuk Type L. Sedangkan PT Neta Auto Indonesia atau NAI yang merakit produk secara lokal, mengobral Neta V dengan harga khusus Rp379 juta.
Secara total merek China inipun semakin menyaingi para pemain mapan di industri otomotif nasional. Terlebih lagi, untuk pemasar mobil listrik yang bisa menikmati "karpet merah" dari pemerintah berupa kebijakan pembebasan pajak dan insentif fiskal lainnya.