Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan merombak skema penyaluran subsidi kendaran listrik roda dua atau motor listrik dari yang awalnya hanya untuk UMKM menjadi untuk umum. Nantinya, setiap 1 KTP bisa menjadi penerima insentif 1 motor listrik.
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa perubahan kebijakan ini dilakukan setelah realisasi penyaluran yang sangat minim.
Tercatat hanya satu persen saja realisasi penyaluran dari 200.000 target penyaluran. Hal ini, kata Bahlil membuat pemerintah akan mempertimbangkan untuk satu KTP dapat mempunyai satu motor listrik.
“Jadi tadi kita mempertimbangkan untuk satu KTP satu motor listrik, kita mempertimbangkan seperti itu,” ujar Bahlil di Istana Negara, Senin (31/7/2023).
Selain itu, Bahlil memaparkan bahwa selain realisasi penyaluran yang kurang. Pihaknya juga melihat adanya prosedural yang tidak clear dalam kebijakan ini.
Nantinya, kata Bahlil, pihaknya juga berencana membuka insentif kendaran bermotor ini untuk khalayak luas atau umum.
Baca Juga
“kelihatannya ke depan akan dibuka untuk umum,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut bahwa pemerintah bakal melakukan evaluasi besar pada program insentif kendaraan listrik.
Luhut mengatakan bahwa hal yang akan dievaluasi terkait kebijakan insentif kendaraan listrik. Dirinya melihat bahwa kebijakan ini nantinya akan menyadur beberapa regulasi yang ditetapkan di Thailand hingga Vietnam.
"Saya pikir insentif akan diselesaikan besok di rapat Kabinet, tetapi pada dasarnya kami membuatnya sederhana. Apa yang terjadi di Thailand apa yang terjadi di Vietnam, itu saya kira menjadi patokan kita dan melakukan beberapa penyesuaian di sana-sini," kata Luhut di Nikel Conference, Selasa (25/7/2023).
Lebih lanjut, Luhut menuturkan bahwa Indonesia punya modal kuat sebagai negara ekosistem kendaraan listrik, karena Indonesia punya material bahan baku kendaraan listrik yang sangat melimpah.
"Tidak ada yang bisa mengalahkan kami di area ini, karena kami memiliki sumber materi kami. Biaya akan menjadi lebih rendah," ujarnya.