Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut: Tesla Minat Bangun Pabrik Mobil Listrik di Asean, Pilih RI?

Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan Tesla masih berminat membangun pabrik mereka di kawasan Asean.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat melakukan konferensi pers evaluasi PPKM Darurat Jawa-Bali, Sabtu (17/7/2021)./zoom meeting
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat melakukan konferensi pers evaluasi PPKM Darurat Jawa-Bali, Sabtu (17/7/2021)./zoom meeting

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan Tesla Inc. masih berminat untuk membangun pabrik mereka di kawasan Asia Tenggara (Asean).

Hal itu disampaikan setelah Tesla resmi berinvestasi lebih dari US$5 miliar untuk pembangunan pabrik perakitan anyar di Meksiko Utara akhir bulan lalu.

Luhut mengatakan realisasi investasi Tesla di kawasan amerika latin itu tidak serta merta mengikis peluang investasi lain di Asean.

“Meksiko itu backyard-nya Amerika tentu mereka bangun pabrik di sana,” kata Luhut saat konferensi pers di Kemenko Marves, Senin (6/3/2023). 

Di sisi lain, Luhut mengungkapkan Tesla masih berkomitmen untuk membangun pabrik perakitan mobil listrik di Asean. Malahan, dia mengatakan, Tesla berkeinginan untuk membangun pabrik dengan skala produksi mencapai 1 juta mobil setiap tahunnya di kawasan Asean. Hanya saja, belum jelas negara mana yang menjadi tujuan investasi Tesla.

“Kalau di kawasan ini mereka masih punya komitmen yang saya dengar 1 juta mobil, apakah itu ke Indonesia ya kita lihat saja beberapa hari ke depan,” tuturnya.

Sementara itu, dia berharap, komitmen pemerintah untuk memberikan bantuan berupa subsidi langsung ke produsen hingga insentif fiskal lainnya dapat mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

Selain itu, dia mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk memberikan daya tawar yang kompetitif bagi pabrikan kendaraan listrik global. Daya tawar lewat perbaikan fiskal hingga subsidi itu diharapkan lebih kompetitif dibandingkan dengan sejumlah negara lain di Asean.

“Kendala dari mereka ingin melihat Indonesia memberi insentif yang sama atau tidak dengan negara yang produksi sama seperti ini, jadi kalau kita tidak berikan pasti mereka tidak ke kita,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah bakal memberi insentif untuk kendaraan bermotor roda empat (R4) sebanyak 35.900 unit hingga Desember 2023.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan jumlah tersebut berasal dari hitung-hitungan pemerintah berdasarkan kapasitas produksi nasional.

“Kita ketahui ada dua produsen, yaitu Hyundai dan Wuling itu kami usulkan 35.900 unit kendaraan diberikan bantuan pemerintah sampai desember 2023,” katanya dalam konferensi pers insentif KLBB di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Lebih lanjut, Agus menambahkan, untuk kendaraan bermotor roda dua sebanyak 200.000 unit, sedangkan bus listrik hanya 138 unit. Tentunya, untuk pembelian kendaraan ramah lingkungan ini harus melewati beberapa tahap verifikasi agar tepat sasaran.

Berbeda dengan insentif motor listrik yang sudah dikonfirmasi sebesar Rp7 juta per unit, bantuan untuk mobil listrik masih belum diungkapkan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper