Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tesla Tingkatkan Kapasitas Produksi di Shanghai usai Beri Diskon Besar-Besaran

Produsen mobil listrik AS Tesla berencana memproduksi 20.000 unit per minggu di pabrik Shanghai
Tesla Model 2. /electricvehicleweb.in
Tesla Model 2. /electricvehicleweb.in

Bisnis.com, JAKARTA - Tesla berencana meningkatkan kapasitas produksi di pabriknya di Shanghai pada Februari dan Maret 2022 untuk memenuhi permintaan yang melonjak setelah memberikan diskon besar-besaran untuk model mobil terlaris.

Dilansir dari Reuters pada Rabu (1/2/2023), produsen mobil listrik asal AS ini berencana memproduksi 20.000 unit per minggu di pabrik Shanghai, yang merupakan pabrik paling produktif dan menguntungkan di antara pabrik Tesla lainnya.

Asosiasi Mobil Penumpang China mengungkapkan tingkat produksi tersebut sama dengan kapasitas produksi bulan September, saat mencapai 82.088 mobil Model 3 dan Model Y.

Meski demikian, pihak Tesla belum memberikan konfirmasi lebih lanjut terkait peningkatan produksi tersebut.

Seperti diketahui, pabrik Tesla di Shanghai memangkas produksi sekitar 30 persen pada Desember 2022 dan memperpanjang periode liburan Tahun Baru Imlek bagi para karyawan di bulan Januari untuk mengatasi peningkatan persediaan sebelum memangkas harga 6-14 persen di China.

Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk mengungkapkan pesanan melonjak dua kali lipat dari produksi pada bulan Januari setelah pemangkasan harga tersebut. Miliarder itu juga memperkirakan pengiriman mobil Tesla dapat mencapai 2 juta unit pada tahun 2023 selama tidak ada gangguan eksternal.

Pemangkasan harga Tesla di China telah memicu perang harga, karena produsen mobil listrik China lainnya seperti Xpeng dan Aito dari Seres telah mengikuti Tesla untuk memangkas harga.

Dalam 29 hari pertama di bulan Januari, penjualan ritel harian rata-rata Tesla di China telah melonjak 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 25.686 kendaraan.

China Merchants Bank International menunjukkan pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pesaing utamanya, BYD, sedangkan penjualan mobil secara keseluruhan turun 45 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper