Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah penjualan pasar mobil dunia yang melemah, ekspor mobil rakitan Indonesia justru meningkat signifikan. Akan tetapi, surplus neraca perdagangan otomotif justru menipis.
Berita tentang ekspor mobil CBU menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Sabtu (28/1/2023):
1. Ekspor Mobil CBU Melejit (Tapi) Surplus Dagang Otomotif Menipis
International Organization of Motor Vehicle Manufacturers (OICA) memproyeksikan penjualan mobil sedunia pada 2022 hanya mencapai 79.400.000 unit, turun sekitar 4,4 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya 82.684.788 unit.
Pada saat yang sama, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan ekspor mobil dalam kondisi utuh (competely built-up/CBU) sepanjang 2022 meningkat 60,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 294.639 unit menjadi 473.602 unit.
Ekspor mobil Indonesia sepanjang 2022 dilakukan oleh 11 pabrikan, yakni Astra Daihatsu, Toyota Motor, Mitsubishi Motors, Suzuki Indomobil, Hyundai Motor, Handal Motor (Hyunda), Honda Prospect, Isuzu Astra, Hino Motor, Dongfeng Sokonindo (DFSK), dan SGMW (Wuling).
Keberhasilan pabrikan mobil dalam memacu ekspor hasil rakitannya di Indonesia ditopang oleh banyak faktor, mulai performa pabrik, sarana dan prasarana pengiriman, hingga ekspansi dan penetrasi pasar di tengah situasai dunia yang menekan industri serupa di sejumlah negara.
Industri otomotif di Indonesia dipastikan telah pulih. Sampai dengan akhir 2022, produksi mobil di Indonesia mencapai 1.470.146 unit, meningkat 31,0 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 1.121.967 unit. Capaian tersebut juga telah melampaui produksi pada 2019 sebanyak 1.286.848 unit.
2. Ekonomi Tumbuh 2,9 Persen, Biden Minta Batas Utang AS Ditambah
Amerika Serikat sedikit demi sedikit beringsut dari ancaman resesi. Pertumbuhan ekonomi AS pada Desember 2022 dikuartal IV/2022 mencapai 2,9 persen. Meski begitu, kekhawatiran masuk jurang resesi masih belum sepenuhnya sirna. Sementara Presiden Biden berharap Kongres setuju untuk menambah batas utang pemerintah.
Di tengah pertumbuhan pada kuartal IV/2022, tingkat konsumsi pribadi masih lebih rendah dari proyeksi analis sebesar 2,9 persen. Sementara itu, sepanjang tahun 2022, pertumbuhan ekonomi AS juga masih lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sebelumnya, para ekonom yang disurvei Bloomberg, seperti dikutip Bisnis, Kamis (26/1/2022) memproyeksikan PDB AS tumbuh 2,8 persen pada kuartal IV/2022. Angka proyeksi tersebut masih di bawah pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 3,2 persen.
Tingkat konsumsi pribadi memberi kontribusi penting bagi pertumbuhan perekonomian AS. Tingkat konsumsi tercatat mencapai 2,1 persen, meski lebih rendah dari proyeksi analis sebesar 2,9 persen.
Sepanjang 2022, ekonomi AS tumbuh 2,1 persen. Sementara itu, Washington post melaporkan meski ekonomi AS tumbuh 2,1 persen pada tahun 2022, kekhawatiran akan resesi tetap ada. Banyak ekonom mengatakan pelambatan mungkin sudah dekat.
Dalam catatan Washington Post, 26 Januari 2023, walau ada kekhawatiran resesi, perekonomian AS pada 2022 membukukan pertumbuhan yang solid selama enam bulan terakhir.
3. Optimisme Indonesian Paradise INPP Hadapi Sentimen Negatif 2023
Meskipun banyak sentimen negatif dan mulai masuknya tahun politik di tahun ini, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) terus menunjukkan eksistensinya. Sepanjang tahun ini, INPP menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2023 senilai Rp800 miliar. Alokasi anggaran belanja modal di tahun ini mengalami peningkatan di tahun 2022 yang mencapai Rp500 miliar.
Chief Financial Officer (CFO) PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) Surina mengatakan belanja modal itu untuk membangun sejumlah proyek properti di Jakarta dan beberapa kota lainnya.
“Jadi, tahun ini kami menyiapkan belanja sebesar Rp800 miliar untuk beberapa proyek seperti apartemen di Antasari Simatupang Jakarta, proyek di Makassar, dan juga proyek di Bandung, kita lakukan ekstension, ada tambahan 4 lantai, jadi ada yang mengalir ke sana,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (26/1/2023).
Dia menuturkan pendapatan usaha INPP pada tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 106 persen. Diyakini perolehan pendapatan usaha INPP sepanjang tahun ini akan lebih tinggi.
“Tahun 2022 happy to report, kita tembus di angka 120 persen (revenue) dibandingkan dengan 2021. Angka ini tertinggi dalam sejarah perseroan. Angka ini pula jika dibandingkan sebelumnya pandemi, itu kita mencapai 106 persen. Tahun 2023, kami optimis bisa lebih tinggi lagi,” tuturnya.
Di tahun 2021, INPP mencatatkan pendapatan sebesar Rp427,68 miliar naik 7,71 persen dari sebelumnya pada tahun 2020 sebesar 397,05 miliar. Adapun sebesar 87 persen pendapatan INPP dari keseluruhan omset perseroan di tahun 2021 berasal dari recurring revenue. Pada 2022, 75 persen pendapatan INPP dari keseluruhan omset perseroan yang berasal dari recurring income.
4. Di Balik Capaian Tinggi Investasi Sektor Industri
Investasi sektor industri terus meningkat di tengah dinamika geopolitik dunia yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi global. Hal ini menandakan Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri manufaktur nasional maupun global.
Sepanjang 2022, sektor industri manufaktur meraup investasi senilai Rp497,7 triliun. Capaian tersebut naik sebesar 52 persen dibanding investasi di sektor manufaktur pada 2021.
Sektor industri masih menjadi penyumbang penanaman modal terbesar dibandingkan sektor lainnya. Selain itu, ini merupakan sinyal penting bahwa level kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi.
“Investor masih melihat bahwa Indonesia is good for business and investment,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Agus menyampaikan pemerintah juga terus berupaya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar menanamkan modalnya di Indonesia. Pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang baik di dalam negeri.
“Kenaikan investasi ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” tuturnya.
5. Ekonomi Filipina Tumbuh 7,2 Persen, Banana Republic Unjuk Gigi
Filipina yang secara politik pernah menyandang gelar sebagai republik pisang atau banana republic kini mulai unjuk gigi. Berpotensi mengejar pertumbuhan Indonesia, Filipina mencatatkan pertumbuhan PDB tertinggi di Asia Tenggara pada kuartal IV/2022. Otoritas Statistik Filipina melaporkan produk domestik bruto (PDB) negeri itu tumbuh 7,2 persen pada kuartal IV/2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Istilah republik pisang dalam ilmu politik disandang oleh negara-negara yang politiknya tidak stabil dan ekonominya sangat bergantung pada ekspor sumber daya terbatas, misalnya pisang. Negara seperti ini biasanya memiliki kelas sosial bertingkat yang meliputi kelas pekerja miskin yang merupakan mayoritas dan plutokrasi elite bisnis, politik, dan militer yang berkuasa.
Menurut Wikipedia, oligarki politik-ekonomi di negara yang menyandang sebutan sebagai negeri pisang mengendalikan produksi primer agar bisa mengeksploitasi ekonomi negara tersebut.
Negara-negara] yang merdeka dari negara kolonial pada abad ke-20 dan 21 dinilai cenderung memiliki ciri khas republik pisang karena politiknya dipengaruhi perusahaan swasta besar. Dalam hal ini, Filipina dan Maladewa adalah contohnya.