Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut adanya subsidi dari pemerintah bisa menurunkan biaya konversi motor listrik menjadi separuh dari Rp15 juta menjadi hanya Rp7,5 juta.
Dia menuturkan insentif untuk kendaraan listrik masih dibahas oleh lintas kementerian/lembaga seiring dengan biaya konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik masih mahal. Menurut hitung-hitungannya, subsidi bisa memangkas biaya konversi hingga setengahnya.
"Kalau sekarang biaya konversi itu kira-kira Rp15 juta. Kan mahal. Kalau disubsidi separuhnya, katakan, kan lumayan hanya Rp7,5 juta," tutur Budi Karya di sela-sela Rapat dengan Komisi V DPR, Kamis (24/11/2022).
Kemudian, lanjutnya, kendaraan listrik dinilai bakal menghemat biaya operasional kendaraan sehari-hari. Apalagi setelah penaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Dengan Rp7,5 juta, cost keseharian anda itu turun 80 persen. Itu yang diharapkan. Dalam skala besar, apabila subsidi itu intensif, break even point pada tiga tahun," terangnya.
Budi Karya juga menegaskan bahwa belum ada format pasti terkait dengan insentif guna percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Namun, dia memastikan pemabahasa terus dilakukan guna mencegah bantuan pemerintah tidak salah sasaran.
Baca Juga
"Formatnya lagi dipikirin, karena kami tidak ingin mensubsidi pada tempat yang salah," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno menargetkan aturan mengenai insentif bisa segera terbit pada awal 2023.
"Jadi ke depan, ini sedang dirumuskan mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi akan keluar [aturan mengenai insentif kendaraan listrik]. Jadi akan ada insentif dari pemerintah, baik kendaraan baru maupun kendaraan konversi," ujarnya pada acara talkshow "Kolaborasi Swasta dan Pemerintah dalam Mewujudkan Net Zero Emission Melalui Green Initiatives" di Bali, dikutip dari siaran YouTube Ditjen Perhubungan Darat, Minggu (13/11/2022).