Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil asal Jerman Mercedes-Benz Group AG mencatatkan penurunan penjualan pada kuartal II/2022 akibat lockdown terkait Covid-19 dan kelangkaan semokonduktor.
Dilansir dari Bloomberg, penjualan Mercedes turun 16 persen di kuartal II/2022 secara global. Penjualan di China, pasar mobil terbesar di dunia, turun 25 persen, sementara penjualan di Eropa turun 10 persen.
“Kami melakukan segala upaya untuk memenuhi harapan pelanggan, terlepas dari pembatasan pasokan saat ini,” kata Britta Seeger, direksi Mercedes bagian pemasaran dan penjualan, dikutip Bloomberg, Senin (11/6/2022).
Industri otomotif masih merasakan sakitnya gangguan rantai pasokan dan kekurangan komponen seperti semikonduktor, terutama di tengah transisi luas ke kendaraan listrik yang bergantung pada perangkat lunak yang semakin canggih.
Pesaing Mercedes, BMW AG mengatakan pekan lalu bahwa penjualan turun nyaris 20 persen pada kuartal kedua.
Masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung dapat membahayakan rencana Mercedes untuk mengurangi kendaraan entry-level untuk fokus pada mobil kelas atas yang memberikan keuntungan lebih besar.
Baca Juga
Mercedes mengatakan kelangkaan chip semikonduktor berkontribusi pada penurunan 16 persen dalam penjualan untuk kategori mobil mewah kelas atas.
Di sisi lain, Mercedes mencatat lonjakan penjualan kendaraan listrik (EV) hampir dua kali lipat menjadi 23.500 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Mercedes mencatat penjualan EV naik menjadi 45.400 unit di semester I/2022.
“Kenaikan (penjualan mobil) listrik mulai mendapatkan momentum. Ini menunjukkan bahwa kami menawarkan kendaraan listrik yang menarik yang diinginkan pelanggan kami,” kata pungkas.