Bisnis.com, JAKARTA- Pertamina kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Nonsubsidi seperti Pertamax Turbo dan Dex Series.
Harga baru itupun berlaku sejak kemarin, Minggu (10/7/2022). Sebagai informasi, harga baru seluruh produk ini berlaku mulai 10 Juli 2022. Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp16.200 dari sebelumnya Rp14.500, Pertamina Dex (CN 53) jadi Rp16.500 dari sebelumnya Rp13.700, dan Dexlite (CN 51) jadi Rp15.000 per liter dari sebelumnya Rp12.950 untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.
Kebijakan itupun menyusul penyesuaian harga BBM Nonsubsidi sebelumnya yang telah diterapkan terhadap Pertamax. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) RON 92 Pertamax pada awal April lalu menjadi sebesar Rp12.500 per liter.
Di sisi lain, diakui kebijakan menaikkan harga BBM nonsubsidi itu mendorong migrasi konsumsi masyarakat ke jenis BBM Pertalite yang RON-nya 90 atau jauh lebih rendah.
Hal tersebut dibeberkan sendiri oleh PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina yang menyebut lonjakan konsumsi terhadap Pertalite di masyarakat sekitar 10-15 persen pada awal Mei lalu. Saat ini, dua bulan berselang tentu angkat tersebut jauh lebih tinggi. Hal tersebut mengingat disparitas harga jual Pertalite dengan Pertamax yang cukup jauh.
"Prediksi kami akan ada pergeseran sedikit 10-15 persen turun namun kami prediksi itu hanya turun beberapa bulan saja,” kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Alfian Nasution, Mei lalu.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, terjadi peningkatan permintaan yang signifikan untuk gasoline sebesar 26 persen secara nasional. Adapun penyaluran tertinggi terjadi pada 1 Mei 2022 atau satu hari sebelum Idulfitri yang mencapai 36 persen dari penjualan normal.
Sebelum kenaikan Pertamax pun, BBM jenis Peralite paling banyak dikonsumsi. Di tingkat nasional, lebih dari 50 persen pengguna kendaraan bermotor mengonsumsi Pertalite. Di sisi lain, selain Petamax Pertamina juga menjual beberapa jenis BBM berkualitas seperti Pertamax Plus (RON 95), dan Pertamax Turbo (RON 98).
Padahal, Pertamina sendiri kerap menyosialisasikan dampak penggunaan BBM dengan kadar oktan rendah. Sebab, konsumsi itu memberi efek pada performa mesin yang rendah.
Sebaliknya, angka Oktan lebih tinggi dapat membuat proses pembakaran lebih baik dan tidak meninggalkan residu pada ruang bakar mesin. Selain itu, juga lebih ramah lingkungan.
Di sisi lain, bahan bakar dengan bilangan oktan lebih rendah memiliki kadar CO yang lebih tinggi. Seiring meningkatnya RPM dan kecepatan kendaraan, kadar CO juga akan terus meningkat.
Persoalannya, hingga saat ini, pemerintah bersama dengan PT Pertamina (Persero) masih menggodok aturan mengenai pembatasan pembelian jenis Pertalite dan Solar Subsidi dan mendorong untuk membeli Pertamax. Saat ini Pertamina sedang menjalankan skema pendaftaran kendaraan melalui website MyPertamina.
Hal ini membuka peluang bagi migrasi konsumsi BBM dari nonsubsidi beralih kepada Pertalite dan BBM subisid sejenis. Rencananya baru pada awal Agustus 2022 Pertamina akan mulai membatasi penggunaan Pertalite.