Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Harus Inden, Produsen Jangan Sampai Kehilangan Momentum

Produsen mobil harus bisa memastikan barang mereka tersedia dan segera sampai masyarakat. Jika tidak, mereka bisa kehilangan konsumen.
Mobil baru yang tengah dinaikkan ke kapal roll on-roll off KMP Ferrindo 5 di Pelabuhan Patimban, pada Minggu (10/1/2021). ASDP meluncurkan rute ferry pertama kali di Pelabuhan Patimban Subang dengan rute Pelabuhan Patimban-Pelabuhan Panjang yang memuat 98 unit kendaraan kecil dan 1 truk besar bermuatan 40 unit sepeda motor. /Bisnis.com-Rinaldi Azka
Mobil baru yang tengah dinaikkan ke kapal roll on-roll off KMP Ferrindo 5 di Pelabuhan Patimban, pada Minggu (10/1/2021). ASDP meluncurkan rute ferry pertama kali di Pelabuhan Patimban Subang dengan rute Pelabuhan Patimban-Pelabuhan Panjang yang memuat 98 unit kendaraan kecil dan 1 truk besar bermuatan 40 unit sepeda motor. /Bisnis.com-Rinaldi Azka

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri otomotif roda empat terpaksa harus membatasi produksinya karena salah satu komponen utama mobil, yaitu mikrocip atau semikonduktor masih terbatas. Mereka diminta tak kehilangan momentum dengan memberikan skema inden saat minat publik membeli mobil baru tengah tinggi.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan masyarakat akan memilih ke produk lain di saat barang yang ingin dibeli harus menunggu dan tidak ada kepastian.

“Mereka bisa beralih ke produk lain. Jadi memang sifat konsumen seperti itu,” katanya saat dihubungi, Minggu (5/6/2022).

Bebin menjelaskan produsen harus bisa memastikan barang mereka tersedia dan segera sampai masyarakat. Jika tidak, mereka bisa kehilangan konsumen.

“Namun, masalah yang dihadapi saat ini tidak hanya pada satu merk. Masalah ini dihadapi secara merata dari produk yang mewah, medium, sampai massal yang kita katakan sejuta umat. Konsumen kita jadi harus bersabar,” jelasnya.

Akan tetapi di saat permintaan sedang tinggi dan kebutuhan mendesak, publik bisa beralih ke kendaraan seken. Hal itu, tambah Bebin, yang terjadi sekarang.

Dia mencatat penjualan mobil bekas meningkat. Bukan hanya pada jumlahnya, tapi juga harga kendaraan yang ikut terdongkrak.

“Bagi kelompok konsumen mau tidak mau, suka tidak suka, mereka butuh sekali kendaraannya dan hal itu tidak bisa ditunda. Kondisi seperti ini mungkin berlangsung 5 sampai 6 bulan ke depan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper