Bisnis.com, JAKARTA - CEO Tesla Inc., Elon Musk menegaskan Tesla tidak akan membangun pabrik di India sampai mendapatkan izin menjual dan layanan perbaikan untuk mobil listriknya.
Hal itu diungkapkan oleh Musk saat menjawab pertanyaan sebuah akun Twitter terkait dengan rencana lamanya untuk berekspansi bisnis ke negara dengan populasi terbesar kedua di dunia itu.
"Tesla tidak akan membangun pabrik produksi di lokasi manapun di mana kami tidak diizinkan terlebih dahulu menjual dan memperbaiki mobil," kata Musk pada Jumat (27/5/2022).
Pembicaraan antara Tesla dengan Pemerintah India soal pembangunan pabrik memang masih berlangsung alot. Sebelumnya, Pemerintah India telah meminta Musk untuk memproduksi mobil listrik di negaranya seiring dengan permintaan yang meningkat.
Namun, India tidak menginginkan jika Tesla hanya sekedar menjual ke India dengan mengimpornya dari China, tanpa membangun fasilitas produksi.
"Jika Elon Musk siap memproduksi Tesla di India, maka tidak akan ada masalah," ujar Menteri Transportasi Jalan Nitin Gadkari pada April lalu.
Baca Juga
Dari sisi Musk, negosiasi juga masih jalan di tempat lantaran terganjal dengan pajak impor dan masalah komponen lokal.
Produsen mobil AS ini mengajukan pungutan yang lebih rendah di India sehingga dapat menjual kendaraan listrik (EV) impor yang lebih murah sebelum berkomitmen membangun basis manufakturnya sendiri.
India akan mempertimbangkan permintaan Tesla untuk insentif pajak hanya jika Musk berjanji untuk membeli US$500 juta suku cadang mobil dari pemasok lokal dan meningkatkan komponen domestik sekitar 10-15 persen setiap tahunnya.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga tengah merayu Elon Musk agar Tesla mau berinvestasi di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan rencana investasi Tesla masih akan membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar.
Hal tersebut diungkapkan Luhut mengingat hingga saat ini belum ada kesepakatan resmi yang dicapai antara Indonesia dengan pihak Tesla, Inc.
“Masuknya investasi dari suatu perusahaan itu tidak semudah menjentikkan jari. Ini butuh proses dan waktu yang tidak sebentar. Apalagi ini investasi dengan nilai jumbo. Jadi kita harus sabar, supaya nantinya bisa benar-benar membawa manfaat besar bagi masyarakat dan negara seperti yang kita semua harapkan,” kata Luhut dalam keterangan resmi, Selasa (24/05/2022).
Adapun, Tesla tercatat maju mundur dalam rencana investasi di Indonesia. Pada tahun lalu, misalnya, Tesla sempat disebut-sebut bakal mengembangkan baterai lithium di Indonesia, tetapi batal. Tesla juga dikabarkan mundur dari Indonesia terkait persyaratan pasokan bahan baku untuk membuat pembangkit listrik.