Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemampuan Pemenuhan Baja untuk Otomotif Diakui Masih Terbatas

Sudah ada dua investasi besar yang menyasar kebutuhan baja otomotif. Namun demikian, realisasinya masih harus menunggu waktu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyatakan kemampuan industri domestik memenuhi kebutuhan tiga sektor utama pengguna baja yakni infrastruktur, manufaktur, dan pertahan, sudah cukup mumpuni. Hanya saja, yang masih menjadi pekerjaan rumah di sektor manufaktur yakni pemenuhan baja untuk kebutuhan otomotif.

Direktur IISIA Bimakarsa Wijaya mengatakan sudah ada dua investasi besar yang menyasar kebutuhan baja otomotif. Namun demikian, realisasinya masih harus menunggu waktu.

"Di sektor manufaktur, kira-kira 70-80 persen [pemenuhan kebutuhan dalam negeri], dengan catatan di otomotif yang masih terbatas," kata Bimakarsa dalam webinar online, Senin (28/3/2022).

Sementara itu, di sektor infrastruktur, industri baja sudah mampu memenuhi 95 persen kebutuhan dalam negeri. Sedangkan yang paling rendah tingkat pemenuhannya yakni industri pertahanan dengan besaran 50 persen hingga 60 persen.

Adapun, nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) produk baja domestik berada di kisaran 40 persen hingga 65 persen. Hal itu dengan catatan bahan baku produk setengah jadinya dipasok dari dalam negeri.

Menurut catatan IISIA, TKDN produk baja setengah jadi seperti billet buatan domestik berkisar 47 persen hinggga 58 persen. Persentase tersebut akan menopang nilai TKDN produk-produk turunannya berupa bar, section, dan wire rod, serta produk hilir berupa wire mesh, PC wire, PC bar, dan PC strand.

Adapun, produk setengah jadi kategori flat, yakni slab ber-TKDN 51 persen hingga 53 persen. Nilai itu berdampak pada nilai TKDN produk turunannya seperti plate (42-51 persen) dan hot rolled coil (HRC) (51-55 persen).

Bimakarsa melanjutkan yang masih menjadi kendala terbesar dalam peningkatan utilitas kapasitas produksi industri domestik yakni derasnya produk impor yang masuk pada produk baja paduan khususnya dari China.

"Kalau utilitas tidak sehat, kami tidak bisa sustain, tidak bisa meningkatkan daya saing, Ini kunci pemerintah bsia menekan impor produk abal-abal, sehingga industri dalam negeri bisa survive dan meningkatkan daya saing, dan menyuplai industri domestik yang membutuhkannya," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper