Bisnis.com, JAKARTA- Keberhasilan motor listrik buatan lokal Gesits yang disokong PT WIKA Industri Manufaktur (Wima) layaknya dijadikan pelajaran untuk pengembangan industri otomotif menghadapi era Electric Vehicle (EV).
Hal itu diungkapkan M Nur Yuniarto, Mantan Ketua Tim Periset Gesits. Dia menilai kemunculan Gesits yang berawal dari penelitian pada lingkup perguruan tinggi, nyatanya bisa menggaet kolaborasi dengan dunia industri.
Saat ini, sepeda motor listrik Gesits yang dibekingi anak usaha BUMN berhasil meraih pasar. Bahkan, Menteri BUMN Erick Thohir mengundang perhatian operator ojek daring seperti Gojek dan Grab untuk menggunakan Gesits.
Di lain sisi, menurut Nur, keberadaan Gesits tak akan sukses seperti saat ini jika tidak ada kalangan industri yang ikut membantu. Awalnya memang Gesits dikerjasamakan dengan pihak swasta yakni Garansindo, tetapi mogok di tengah jalan.
“Akhirnya BUMN turun tangan, kehadiran WIKA Industri dan Konstruksi kemudian menguatkan posisi Gesits,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Rabu (2/2/2022).
Nur menilai tanpa kekuatan dan sokongan dari negara melalui perusahaan pelat merah, sangat sukar bagi pengembangan riset otomotif yang digagas perguruan tinggi untuk maju. “Mimpi juga untuk menciptakan produk lokal,” tambahnya.
Baca Juga
Perjalanan sukses Gesits itulah yang menurut Nur harus diadopsi pemerintah, khususnya strategi Kementerian BUMN. “Dengan keberadaan BUMN yang menggarap dan memproduksi serta mengurus hilir produk, maka kesempatan pada era EV akan bisa maksimal dimanfaatkan,” katanya.
Sejauh ini, merespon perkembangan EV, pemerintah telah menerbitkan banyak regulasi. Sebagai acuan kebijakan induk, terbit Perpres No.55/2019 tentang pengembangan Battery Electric Vehicle (BEV), serta PP No. 73/2019 tentang PPnBM yang kemudian direvisi menjadi PP No. 74/2021.
Selanjutnya, pemerintah pun membentuk konsorsium terdiri dari BUMN dalam naungan MIND ID ditambah Pertamina dan PLN yang bernama PT Industri Baterai Indonesia (IBI) yang diharapkan sebagai manufaktur baterai. “Persoalannya, produk baterai IBI itu nanti siapa yang menggunakan, pabrikan otomotif sangat berpotensi untuk menyerap produk mereka sendiri. Karena itu, dibutuhkan BUMN untuk EV-nya," ungkap Nur.