Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Semikonduktor dan Baterai Tinggi, Suzuki Akan Tingkatkan Stok

Sebelumnya Mazda sempat menghentikan kegiatan produksi karena kesulitan memenuhi pasokan  cip semikonduktor. 
Logo Suzuki. /Suzuki
Logo Suzuki. /Suzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Suzuki Motor Corp akan meningkatkan stok pasokan semikonduktor dan baterai seiring dengan ketatnya persaingan memenuhi komponen tersebut.

“Kami akan menggunakan banyak baterai dan berbagai cip, lebih cepat,” ujar Osamu Honda, Direktur Perwakilan Suzuki, dikutip dari Bloomberg, senin (28/6/2021).

Suzuki memperingatkan pasokan semikonduktor dan baterai akan semakin ketat di masa mendatang, karena sebagian besar produsen otomotif mulai beralih ke kendaraan listrik.

Dengan latar belakang tersebut, Osamu Honda menyatakan Suzuki akan memikirkan kembali cara mereka dalam membuat mobil, mulai dari tahap perencanaan hingga meninjau interaksi dengan pelanggan terkait dengan pengadaan dan pasokan.

Pada April, Suzuki menurunkan rencana produksinya di Jepang karena terkendala pasokan cip. Dari target 89.000 unit, Suzuki hanya mampu merealisasikan sekitar 71.000 unit.

Meskipun volume produksi belum dapat meningkat, Suzuki tetap berupaya membuat mobil sebanyak mungkin dengan mengganti beberapa suku cadang, menyesuaikan model produksi, hingga mencari alokasi tambahan.

Sejak awal 2021, kekurangan pasokan cip menjadi isu utama bagi industri otomotif global. Kebakaran pabrik di Jepang dan cuaca dingin di Amerika Serikat (AS) semakin memperuncing krisis pasokan semikonduktor.

Jepang, yang sangat bergantung pada impor, kini mengincar investasi triliunan yen untuk menghidupkan kembali industri manufaktur semikonduktornya.

Pasalnya, pergeseran ke kendaraan listrik dan otonom dipastikan membuat permintaan semikonduktor berteknologi tinggi semakin melambung. 

Sementara itu, sebelumnya Mazda sempat menghentikan kegiatan produksi karena kesulitan memenuhi pasokan  cip semikonduktor. 

Dalam pernyataan resmi perusahaan, penyetopan produksi berlangsung di pabrik Hofu 1, prefektur Yamaguchi, Jepang. Penangguhan akan berlangsung selama 10 hari, mulai 5 hingga 9 Juli dan 12 sampai dengan 16 Juli.

Di Indonesia, menyatakan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kesulitan memenuhi permintaan konsumen di tengah naiknya pemesanan mobil baru. 

“Kita memang menghadapi keterbatasan pasokan semikonduktor,” kata Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT TMMIN Bob Azam kepada Tempo.co, Selasa (22/6/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper