Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semikonduktor Langka, Toyota Pangkas Produksi C-HR dan Yaris Cross

Penghentian sementara dua pabrik yang dioperasikan oleh anak perusahaan, yang sepenuhnya dimiliki Toyota Motor East Japan ini akan mengurangi sekitar 20.000 kendaraan.
All New Toyota C-HR. /Bisnis.com
All New Toyota C-HR. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Toyota Motor Corporation (TMC) berencana menghentikan operasi dua pabriknya di Jepang pada Juni 2021. Langkah ini merupakan imbas dari krisis pasokan semikonduktor atau cip yang melanda industri otomotif global.

Seperti dilansir dari Asia Nikkei, Rabu (19/5/2021), penghentian sementara dua pabrik yang dioperasikan oleh anak perusahaan, yang sepenuhnya dimiliki Toyota Motor East Japan ini akan mengurangi sekitar 20.000 kendaraan.

Jumlah pengurangan produksi tersebut kurang dari 1 persen produksi domestik, yang mencapai 2,91 juta unit mobil Toyota dan Lexus untuk tahun fiskal 2021.

Alhasil, satu lini produksi untuk kendaraan sport utility vehicle (SUV) kompak C-HR di pabrik Toyota Iwate akan ditutup selama total 8 hari.

Sementara itu, produksi dari Yaris dan SUV kompak Yaris Cross akan dihentikan selama lima hari. Antrean di fasilitas Prefektur Miyagi yang memproduksi Yaris Cross juga akan berhenti selama 3 hari.

Krisis pasokan semikonduktor yang berlangsung sejak awal 2021 juga pernah membuat Toyota menghentikan sementara kegiatan produksi di pabrik Guangzhou, China, pada 11 Januari. Pabrik ini sedikitnya memproduksi lebih dari 300.000 kendaraan setiap tahun.

Selain Toyota, krisis pasokan cip juga membuat produsen mobil Eropa dan Amerika Serikat sempat menghentikan produksinya sementara.

Terhambatnya pasokan untuk industri otomotif terjadi karena pada produsen cip tengah berjuang memenuhi tingginya permintaan dari perusahaan elektronik global. Alhasil, produsen mobil berisiko tidak mendapatkan pasokan yang cukup.

Volkswagen AG, sebagai produsen otomotif terbesar di dunia, bahkan tidak luput dari krisis itu. Stephan Wollenstein, CEO Volkswagen di China, menyatakan perusahaan telah kehilangan sekitar 10.000 unit mobil pada Desember 2020.

Sejak saat itu, perusahaan telah kehilangan produksi 50.000 unit karena kekurangan pasokan cip semikonduktor. “Anda lihat betapa rentannya industri kita jika hanya satu cip yang hilang,” kata Wollenstein dalam diskusi daring seperti dikutip dari Bloomberg.

Komponen cip semikonduktor diketahui berkaitan erat dengan electronic control unit (ECU). Alat tersebut mengatur beberapa hal, seperti manajemen baterai, sistem bantuan pengemudi, platform konektivitas, dan fitur hiburan di mobil.

Adapun, minimnya pasokan cip juga hinggap di produsen mobil mewah, Audi. Kelangkaan komponen tersebut, bahkan memaksa perusahaan untuk menunda produksi dan membuat ribuan pekerjanya dirumahkan.

CEO Audi Markus Duesmann menuturkan merek yang berada di bawah naungan Grup Volkswagen AG ini telah merumahkan lebih dari 10.000 pekerja karena produksi melambat pada Januari 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler