Bisnis.com, JAKARTA — Arab Saudi telah mempekerjakan penasihat Boston Consulting Group untuk mengkaji rencana membuat mobil listrik, mengutip Bloomberg, Senin (3/5/2021).
Proyek tersebut terkait dengan rencana yang ada untuk membangun infrastruktur otomotif di negara tersebut dan meningkatkan manufaktur lokal, kata orang-orang, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena musyawarah tersebut tidak dipublikasikan.
Seorang juru bicara dana kekayaan kedaulatan Arab Saudi mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memicu pertumbuhan dan mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak kerajaan sambil menolak untuk mengomentari proyek-proyek tertentu.
Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF) telah menyuntik uang senilai US$400 milia di bidang kendaraan listrik selama beberapa tahun. Uang tersebut salah satunya digunakan untuk mengakuisisi sebagi kecil saham di Tesla Inc. pada tahun 2018.
Kemudian PIF menjual hampir semua saham di Tesla sebelum reli harga yang dimulai pada akhir 2019.
PIF dan Lucid telah melakukan pembicaraan tentang pembangunan pabrik di dekat kota Laut Merah Jeddah, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg News pada bulan Januari. Bulan berikutnya, pembuat mobil mencapai kesepakatan untuk bergabung dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus dan go public.
Munculnya mobil bertenaga baterai telah menginspirasi berbagai proyek kendaraan baru dari perusahaan rintisan hingga perusahaan milik negara seperti Togg Turki, yang berencana meluncurkan beberapa EV di tahun-tahun mendatang. Sementara itu Arab Saudi memiliki lebih banyak sumber daya untuk mengerjakan proyeknya sendiri.
Arab Saudi bertujuan untuk menyetujui kesepakatan tahun ini atau berikutnya untuk memperluas manufaktur lokal, kepala dana kekayaan kerajaan, Yasir Al-Rumayyan, mengatakan dalam sebuah pengarahan di Riyadh pada 26 Januari.
“Berkaitan dengan mobil, ada lebih dari satu proyek yang sedang kami perhatikan, dan proyek tersebut akan dilaksanakan paling lambat tahun ini atau tahun depan,” katanya.