Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerat terbesar Vietnam, Vingroup, membidik pasar mobil listrik AS dengan membangun pabrik mobil listrik merek VinFast di negara itu.
Didirikan oleh Pham Nhat Vuong, orang terkaya di Vietnam, grup ini didedikasikan melawan pengusaha Tesla dan General Motors di AS untuk memenangi pasar mobil listrik.
Berinvestasi US$2 miliar atau setara Rp28,88 triliun (kurs Rp14.442), grup tersebut akan mengembangkan mobil listrik dan sekaligus model penyewaan baterai sebagai pijakan bisnisnya di AS.
Di Vietnam, VinFast adalah merek mobil nomor lima terbesar. Pada tahun depan merek ini akah mengaspak di Amerika Utara dan Eropa, sehingga akan bersaing melawan Volkswagen dan Toyota.
VinFast menjalankan strategi bisnis unik dengan skema penyewaan kendaraan untuk membuat mobil listrik lebih terjangkau. Skema tersebut mengurangi biaya baterai, salah satu komponen paling mahal pada mobil listrik.
VinFast telah meluncurkan SUV listrik yang diklaim sebagai salah satu mobil termewah saat ini.
Di Vietnam pabrik VinFast berkapasitas produksi 250.000 unit mobil setiap tahun. Namun penjualan tahunan sekitar 30.000 unit pada 2020, hanya pasar Vietnam.
Di AS, VinFast berencana menjual mobil secara online untuk mengurangi biaya jaringan dealer. Perusahaan mengklaim memiliki 15.000 pemesanan mobil listrik VF e34 di Vietnam.
Jumlah kendaraan listrik di seluruh dunia diproyeksikan meningkat dari 11 juta unit menjadi 145 juta unit pada 2030, sehingga mampu menghapus permintaan jutaan barel minyak setiap harinya.
Laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan mungkin ada 230 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia pada 2030, jika seluruh pemerintah negara-negara di dunia setuju untuk mendorong produksi kendaraan renda karbon guna mencapai target iklim global.