Bisnis.com, JAKARTA —Pabrikan asal Jepang, Mazda mengkaji kemungkinan mendirikan fasilitas produksi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat berkunjung ke Jepang.
"Mereka segera pertimbangkan dan perhitungan kebutuhan investasi di Indonesia. Nanti ketika kami kembali ke jepang pada Mei setelah Lebaran kita akan mendengar progress dari Mazda," kata Agus.
Agus juga menceritakan bahwa Mazda memiliki rencana untuk menghentikan produksi mobil berbahan bakar fosil. Pada 2030 Mazda hanya akan menghasilkan mobil listrik.
"Jadi yang didorong kerja sama dengan ke Indonesia kerja sama dengan itu," ujar Menperin.
Saat ini, sejumlah model yang dipasarkan Mazda melalui PT Eurokars Motor Indonesia masih berstatus CBU Thailand. Di Indonesia, Mazda memiliki jajaran produksi dari sedan, hatchback, hingga SUV.
Sementara itu, tren penjualan Mazda di Indonesia pun terbilang cenderung menurun. Mazda juga terlihat sulit menembus daftar 10 besar merek dengan penjualan terlaris di Indonesia.
Sepanjang 5 tahun terakhir, penjualan ritel Mazda berada pada urutan 11 atau 12, di bawah Nissan. Sebelum pandemi Covid-19, atau pada 2019, Mazda mengirimkan 4.934 unit kepada konsumen, atau turun 17,17 persen dibandingkan dengan 2018.
"Kami sendiri menanyakan kepada mereka bahwa prinsipal produsen mobil kalau tidak memulai kegiatan produksi di Indonesia dia pasti ketinggalan kereta dibandingkan dengan produsen lain," kata Agus.
Adapun rencana Mazda membangun pabrik di Indonesia telah bergulir cukup lama. Sekitar lima tahun lalu, EMI menargetkan penjualan Mazda mencapai 15.000 unit per tahun, sehingga memudahkan untuk melakukan negosiasi mendirikan pabrik dengan prinsipal.
Seperti diketahui EMI resmi menjadi distributor Mazda di Indonesia sejak Februari 2017 menggantikan PT Mazda Motor Indonesia. Sepanjang 2017 hingga 2020, penjualan tertinggi Mazda di Indonesia hanya 5.957 unit pada 2018.