Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Pasokan Cip, Volkswagen Hilang Puluhan Ribu Unit Produksi

Volkswagen AG kehilangan puluhan ribu mobil dalam produksinya di China akibat kekurangan pasokan cip semikonduktor global, yang saat ini melumpuhkan para pabrikan mobil di seluruh dunia.
Logo Volkswagen. /Volkswagen
Logo Volkswagen. /Volkswagen

Bisnis.com, JAKARTA – Volkswagen AG kehilangan puluhan ribu mobil dalam produksinya di China akibat kekurangan pasokan cip semikonduktor global, yang saat ini melumpuhkan para pabrikan mobil di seluruh dunia.

Stephan Wollenstein, CEO Volkswagen di China, mengatakan perusahaan telah kehilangan sekitar 10.000 unit mobil pada Desember 2020.

“Sejak saat itu, kami kehilangan 50.000 mobil dalam produksi karena kekurangan beberapa cip,” ujarnya dalam konferensi pers daring, dikutip dari Bloomberg, Rabu (20/1/2021).

Wollenstein mengatakan kekurangan cip berdampak pada model yang menggunakan program stabilitas elektronik, sebuah sensor yang bekerja dengan sistem pengereman antiterkunci pada mobil guna mencegah macetnya roda setelah belok secara tak terduga.

Dia menambahkan bahwa beberapa komponen lain pada mobil diperkirakan terdampak, tetapi dia enggan untuk menjelaskannya secara detail. “Anda lihat betapa rentannya industri kita jika hanya satu cip yang hilang,” kata Wollenstein.

Wollenstein memprediksi bahwa krisis pasokan cip akan berlanjut hingga kuartal I/2021. Saat ini, perusahaan sedang dalam proses menghubungi pembuat cip di seluruh dunia untuk menopang pasokan yang lebih baik.

China merupakan pasar penting bagi Volkswagen. Operasi bisnis VW di China bahkan mengontribusi sekitar 40 kendaraan yang dikirimkan ke seluruh dunia serta menopang sebagian besar keuntungan perusahaan.

Volkswagen di China tercatat mengirimkan 3,85 juta unit mobil pada 2020, atau turun 9,1 persen dibandingkan tahun 2019.

Rainer Seidl, Wakil Presiden Eksekutif Volkswagen Group China yang bertanggung jawab untuk keuangan, mengatakan prospek tahun ini lebih positif dengan pertumbuhan diharapkan sejalan dengan PDB, yakni sekitar 8 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper